Sorotrakyat.com | Kota Bogor – Kota Bogor sudah siap menyambut para tamu delegasi Kongres ke V Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) yang akan digelar 2-5 Desember 2021 mendatang. Kongres direncanakan diikuti para peserta dari 72 kota kabupaten di Indonesia.
“Persiapannya sudah dilakukan jauh-jauh hari sesuai standar baku acara JKPI, baik kongres maupun rakornas dan seminar,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor, Atep Budiman. Menurutnya, saat ini panitia yang dipimpin Asisten Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Bogor, Dody Ahdiat masih terus mematangkan persiapan rangkaian acara, termasuk beberapa venue dan detail acara kongres.
Agenda utama kongres adalah memilih dewan presidium dan pengurus untuk masa bakti 2022-2024. Disusul kemudian rakernas yang diikuti presidium terpilih dengan para anggota, pengurus, dan dewan eksekutif. “Mereka akan merumuskan program-program JKPI selanjutnya, termasuk persiapan rakernas berikutnya di Kota Pelembang,” lanjut Atep.
Sebelumnya, delegasi peserta yang datang akan disambut Wali Kota Bogor di Balai Kota. Malamnya digelar welcoming dinner di Bogor Creative Center (BCC). Selain kongres sebagai agenda utama, juga akan digelar berbagai aktivitas lain. Diantaranya seminar, pagelaran kesenian, pameran dan city tour mengunjungi beberapa situs sejarah Kota Bogor.
Pada kongres itu, JKPI juga me-launching Ibu Kota Kebudayaan. Di samping itu ada enam kabupaten/kota yang dinobatkan memiliki karakter kota pusaka. Juga ada agenda penyerahan penghargaan kepada penggagas JKPI, di antaranya Presiden RI Joko Widodo dan Tri Rismaharini. Kongres juga akan dihadiri Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahudin Uno dan sejumlah gubernur.
Gelaran Kongres JKPI disambut baik Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor, Yuno Abeta Lahay. Ia menilai acara besar ini memberikan angin segar bagi dunia usaha. Ia bersyukur dengan adanya event berskala besar di Kota Bogor. “Ini titik awal, mungkin pertama kalinya lagi pasca pandemi. Saya yakin nanti okupansi atau pemesanan hotel akan sangat tinggi sekali,” katanya.
Untuk saat ini pemesanan kamar di sejumlah hotel menurutnya sudah sangat tinggi. Momen akhir tahun memang selalu mendongkrak pemesanan hotel. Yuno tidak bisa memastikan, apakah pemesanan awal Desember didominasi oleh peserta JKPI ataupun tidak. “Intinya, pemesanan kamar pada tanggal tersebut sudah penuh,” lanjutnya.
Bukan hanya kamar hotel. Sejumlah restoran diperkirakannya tentu akan mengalami dampak yang signifikan dari perhelatan Kongres JKPI itu. Mulai dari pusat oleh oleh hingga kuliner kuliner khas Kota Bogor. Yuno optimis, karenanya perekonomian bisa mengalami kenaikan. “Anggota-anggota kami standby di tempat usahanya, karena para peserta pasti akan eksplore Kota Bogor,” lanjutnya.
Pengamat lanskap sejarah dan budaya, Dr Nurhayati menilai, penetapan Kota Bogor sebagai kota pusaka memang sudah sewajarnya. “Karena sejarah Kota Bogor cukup panjang. Periode-periode itu punya banyak peninggalan seperti mozaik. Keunikan-keunikan itu masih bisa terlihat dan terasa sampai sekarang,” paparnya. Dosen IPB University ini menyebut menyebut Hutan Samida peninggalan Pajajaran yang kini menjadi kawasan Kebun Raya.
Ia pun menilai Kota Bogor memiliki kekentalan peninggalan heritage masa lalu yang masih ada dan bisa dirasakan. Oleh karena itu, perlu dijaga dengan baik. Tak cukup hanya melalui Perda mengenai cagar budaya. Melainkan, juga perlu dukungan partisipasi aktif dari masyarakat di sekitarnya. Sebagai Kota Pusaka golongan A, pelestarian cagar budaya sudah cukup baik. “Tinggal memoles manajemennya, kemudian memberdayakan masyarakat,” tambahnya.
Penyelenggaraan Kongres JKPI ke V di Kota Bogor diharapkan bisa membangun awareness warga Kota Bogor tentang keberadaan pusaka warisan budaya Kota Bogor. Dengan itu diharap pula warga bersemangat untuk bereperan aktif melestarikannya. (Advertorial)
Editor & Penerbit : Den.Mj