Sorotrakyat.com | Bandung – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung, di antaranya melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan fokus pada penanganan inflasi. Salah satu terobosan yang dilakukan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan adalah melaksanakan bazar pangan murah dan pemberian bantuan beras kepada masyarakat yang masuk kategori rentan rawan pangan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung Ir. Ina Dewi Kania, M.P., menyatakan bazar pangan murah digelar di beberapa wilayah di Kabupaten Bandung.
“Terutama kita fokus dulu di wilayah-wilayah yang desa rentan rawan pangan,” kata Ina Dewi saat menghadiri launching program PUAS (Petani Menjual Langsung ke Konsumen) di Hotel Grand Sunshine Soreang, Selasa (11/10/2022).
Menurutnya, pelaksanaan bazar pangan murah ini bisa diakses oleh kecamatan atau desa-desa yang memang memerlukan untuk pelaksanaan bazar murah pangan di lapangan tersebut.
“Kita akan datang, kita akan suport, karena itu (bazar pangan rumah) dilakukannya juga oleh para pelaku di wilayah Kabupaten Bandung itu sendiri yang tergabung dari toko tani Indonesia dengan menggelar produk dibawah harga pasar,” kata Ina Dewi.
Dikatakannya, pelaksanaan bazar pangan ini untuk sementara fokus di delapan kecamatan, yakni Ibun, Kertasari, Pacet, Ciparay, Cimaung, Pangalengan, Ciwidey, dan Kecamatan Pasirjambu. “Tapi bila kecamatan atau desa lainnya memerlukan, insya Allah siap kita bantu,” katanya.
Ina Dewi mengatakan bahwa kenapa fokus di delapan kecamatan itu, karena masuk desa rentan rawan pangan. Menurutnya, dalam pelaksanaan bazar pangan murah itu, misalnya beras yang dihasilkan dari produk Kabupaten Bandung sendiri.
“Dari teman-teman toko tani Indonesia. Misalnya, beras premium bisa dijual diangka Rp 10.000/kg, kemudian telur dari peternak kita, dengan dijual dibawah harga pasar, misalnya di pasar harganya Rp 25.000/kg, sementara di bazar pangan murah dijual Rp 22.500/kg, Itu fluktuatif dan tergantung pada harga pasar pada saat itu,” katanya.
Namun disinggung sampai kapan pelaksanaan bazar pangan murah ini dilaksanakan, Ina Dewi mengatakan, untuk saat ini stoknya masih ada, terutama menjelang hari-hari besar, biasa harga-harga kebutuhan pangan naik dan pihaknya siap untuk mendukung hal itu.
“Para pelaku usaha maupun para petani juga dilibatkan. Misalnya, bawang merah langsung dari para petani di Cimenyan, kemudian beras dihasilkan dari Ciparay, Rancaekek dan daerah lainnya,” katanya.
Ina Dewi juga lebih lanjut mengungkapkan pemberian bantuan beras kepada 20 desa di 8 kecamatan tadi itu, berasal dari cadangan pangan daerah Kabupaten Bandung. “Itu dialokasikan untuk lebih meringankan kepada daerah atau desa yang masuk rentan rawan pangan, dan itu tidak didasarkan dari bahwa suatu wilayah itu menghasilkan produk pertanian saja, tapi daerah itu ada beberapa kriteria atau ada sembilan kriteria, berdasarkan informasi dari Bappenas, sehingga suatu daerah dikatakan daerah rentan rawan pangan,” ujarnya.
Ia mengatakan, suatu wilayah bisa dikatakan rentan rawan pangan, jika mereka tidak siap untuk membeli. “Nanti rencananya, insya Allah di bulan depan dan saat ini masih proses, mudah-mudahan untuk desa yang menjadi sasaran penerima bantuan beras ada tambahan minyak goreng dengan beras, kemarin distribusinya hanya beras saja ke depan, kita tambah dengan minyak goreng,” tuturnya.
Ina Dewi mengatakan, 20 desa di delapan kecamatan tadi yang menerima bantuan beras untuk warga yang rentan rawan pangan itu, sebanyak 9.075 keluarga penerima manfaat. (Red)
Editor & Penerbit : Den.Mj