Sorotrakyat.com | Kota Bogor – Tak ada tawuran pelajar, kasus bullying, penculikkan, kekerasan pada anak, sehingga anak-anak aman dan nyaman di area publik maupun di dalam rumah merupakan tujuan akhir Kota Layak Anak (KLA). Nah, selangkah lagi Kota Bogor naik peringkat menuju KLA predikat utama. Syaratnya harus punya Pusat Informasi Sahabat Anak (PISA) di Perpustakaan dan taman bacaan.
Pemkot Bogor memiliki target menjadi kota layak anak. Hal ini karena fasilias pendukung atau infrastrukturnya sudah tersedia. Tak heran bila Kota Bogor selalu naik peringkat dalam urusan layak anak ini. Pada 2022 lalu, Kota Bogor berhasil mendapatkan penghargaan KLA predikat Nindya. Sebelumnya, selama tiga tahun berturut, Kota Bogor hanya menjadi Kota Layak Anak dengan predikat Madya. Nah, targetnya pada 2023 ini menjadi KLA predikat utama.
Namun untuk mencapai target ini tak mudah. Saat ini Pemkot Bogor melalu Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bogor bersinergi dengan Dinas Arsip dan Perpusataan, Dinas Pendidikan, Diskominfo Kota Bogor bekerja keras membuat dan mewujudkan konsep PISA.
Sinergi tersebut misalnya dengan Dinas Arsip dan Perpustakaan, yakni harus membuat fasilitas buku-buku terpilih layak anak, jenis buku ramah anak dan anak disabilitas, literasi digital yang ramah anak, hingga penyimpanan buku dan tempat bermain di areal perpusataan yang ramah anak.
Begitu juga dengan Dinas Pendidikan, guru-guru mulai dari SD hingga SMP di Kota Bogor memberikan ruang dan kesempatan untuk anak didik berkreasi dan berekpresi sesuai minat dan bakatnya. ‘’Bila di sekolah ruangannya terbatas bisa menggunakan fasilitas umum milik Pemkot seperti Taman Ekpresi dan Taman Corat-Coret. Pastinya ruang atau tempat itu gratis untuk anak-anak,’’ kata Kadis DP3A Kota Bogor, Doddy Achdiat yang didampingi Subko Pemenuhan Hak Anak DP3A Kota Bogor, Jajang Koswara.
Menurut Doddy, untuk sinergi dengan Diskominfo, saat memberikan wifi gratis di tingkat RW se-Kota Bogor, wifi tersebut sudah terpasang filter agar konten kekerasan, pornografi, sadisme serta perjudian sudah terblokir.
Begitu juga ada pendampingan agar tampilan atau akses internet tersebut sudah ramah anak. Hal ini agar anak-anak berhak mendapatkan informasi yang layak. Terlebih Diskominfo sudah menerapkan informasi layak anak (ILA), yang sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan terkait dengan perkembangan jiwa dan sosial anak mengikuti perkembangan usia dan kematangannya.
Sedangkan Jajang Koswara menjelaskan bila anak-anak secara terus menerus terpapar berbagai konten termasuk konten negatif tersebut tanpa adanya pengawasan dari orang tua, dapat menimbulkan dampak negatif pada anak, mulai dari kecanduan gawai hingga menjadi korban cyber bullying, cybercrime, kejahatan berbasis gender online hingga kejahatan seksual.
Makanya DP3A Kota Bogor terus melakukan berbagai upaya agar anak-anak tetap mendapatkan haknya atas informasi yang layak dan cerdas. Penyediaan ILA juga menjadi salah satu indikator sebuah kabupaten/kota yang layak anak (KLA).
‘’Untuk mewujudkan pemenuhan hak anak atas ILA tersebut, DP3A Kota Bogor telah mengembangkan konsep PISA. PISA merupakan pusat informasi dengan fokus pada penyediaan informasi terintegrasi yang dibutuhkan oleh anak dengan pendekatan pelayanan yang ramah anak di perpustakaan dan taman-taman baca,’’ kata Jajang.
Sumber informasi layak anak ini dikelompokkan lima kategori yakni penyiaran, buku, terbitan berkala seperti majalah, koran, video, internet. Untuk itu informasi dari lima kategori ini bisa menjadi sahabat bagi anak, bukan musuh bagi anak.
Nah, PISA ini merupakan pusat informasi yang berfokus pada layanan penyediaan informasi secara terintegrasi. Jadi tidak hanya sebagai tempat untuk mencari informasi saja, tetapi juga sebagai tempat bermain, tempat peningkatan kreativitas, tempat konsultasi, dengan pendekatan pelayanan ramah anak.
Adapun berbagai bentuk PISA, diantaranya yaitu perpustakaan ramah anak, pusat informasi dunia anak, perpustakaan keliling, pojok informasi anak digital, majalah dinding (mading) di sekolah-sekolah, dan taman baca anak agar anak dapat tumbuh kembang dan mengekspresikan minat dan bakat.
Saat ini, di Perpustakaan Kota Bogor sudah menerapkan konsep PISA. Hal ini terlihat dengan penyediaan ruang untuk anak-anak bermain dan belajar. Begitu juga dengan penyediaan buku-buku untuk anak-anak yang tentunya ramah anak. Tak hanya itu, memiliki ruangan atau auditorium untuk anak-anak mendengarkan dongeng, menonton film-film yang ramah anak. Hanya saja, di Perpustakaan Kota Bogor belum terdapat banner atau tulisan yang menyebutkan bahwa ruangan ramah anak.
Begitu juga dengan di taman bacaan yang ada Kelurahan Cimahpar, Menteng, Sindang Barang sudah terdapat perpustakaan keliling dan taman bacaan yang ramah anak. Taman bacaan yang ramah anak ini syaratnya harus menyediakan buku-buku untuk anak dan buku tersebut ramah anak. Misalnya di Kelurahan Menteng, perpustakaan kelilingnya menggunakan motor bekas penarik sampah. Dimodifikasi sedemikian rupa motor tersebut menjadi perpusatkaan keliling.
‘’Kelurahan Menteng mendapatkan hibah motor sampah yang baru, jadi motor sampah yang lama dijadikan motor perpustakaan keliling,’’ tambah Jajang.
Perpustakaan dan taman bacaan serta perpustakaan keliling ini menjadi penting untuk menangkal arus informasi yang negatif baik itu kekerasan anak, bullying, sadisme, pornografi, ujaran kebencian, berita bohong atau hoak.
Peran orangtua menjadi kunci dari keberhasilan pemberian informasi yang layak bagi anak. Makanya, yang datang ke Perpustaan dan taman baca, selain anak juga orang tua agar dapat memberikan edukasi yang baik pada anak-anaknya.
“Orangtua saat ini harus membatasi dan mengetahui apa yang disukai oleh anak dalam hal mencari informasi melalui gadget dan akses internet,” ujarnya.
Pemkot melalui DP3A dan dinas terkait sudah mendukung dalam penyediaan tempat bagi anak untuk mendapatkan informasi yang layak sekaligus mengasah kreativitas anak. Ini penting agar pengembangan PISA bisa merata ke seluruh wilayah Kota Bogor.
Namun sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat agar PISA dapat menjadi tempat bagi anak untuk mengasah minat dan bakatnya, masih kurang. Makanya mulai 2023 ini, DP3A mulai massif melakukan sosialisasi PISA ini. (Red)
Editor & Penerbit : Den.Mj