Sorotrakyat.com | Batang – Dalam rangka antisipasi bencana kebakaran hutan dan lahan diwilayah, Kodim 0736/Batang bersama Polres dan Pemerintahan Daerah Kabupaten Batang pagi tadi telah mengelar Apel Kesiapsiagaan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan tahun 2023 bertempat dihalaman Makodim 0736/Batang Jln. Jenderal Sudirman No. 41 Kelurahan Kasepuhan Batang (24/08/23).
Selain TNI/Polri apel juga diikuti oleh personel dari Polisi Kehutanan, BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), Basarnas, Pemadam Kebakaran dan Satuan Polisi Pamong Praja.
Saat ditemui seusai apel Dandim 0736/ Batang Letkol Inf Ahmad Alam Budiman mengatakan, bahwa apel ini adalah bukti nyata sinergi antara TNI, Polri, Polisi Kehutanan, Satuan Polisi Pamong Praja (satpol PP), BPBD, dan Damkar dalam mencegah serta menanggani bencana kebakaran hutan dan lahan.
“Apel ini adalah langkah konkret hasil rapat TNI-Polri dan Forkopimda Batang serta Perhutani beberapa waktu lalu. Kita ingin antisipasi terhadap potensi kebakaran lahan dan hutan di wilayah Batang menjadi lebih terkoordinir. Setelah apel ini, kami juga akan memeriksa dan memastikan ketersediaan peralatan pendukung bagi para petugas dilapangan,” ungkapnya.
Selanjutnya, Komandan Kodim 076/Batang juga menambahkan bahwa apel ini penting untuk memperjelas tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak.
“Sebelumnya, telah dilakukan sosialisasi kepada Kapolsek, Danramil, Camat dan Kepala Desa. Hal ini bertujuan agar ketika bencana kebakaran terjadi, respon dapat dilakukan secara cepat, tepat dan terarah,” tegasnya.
Paling utama dalam penanganan kebakaran adalah wilayah yang dianggap paling rentan terjadi kebakaran hutan dan lahan, diantaranya adalah wilayah di Kecamatan Bandar, Bawang dan Gringsing.
“Daerah tersebut telah diidentifikasi sebagai daerah rawan kebakaran. Meskipun memiliki keterbatasan peralatan, kolaborasi dan kesatuan tekad diharapkan mampu mengatasi ancaman kebakaran ini,” tandas Dandim.
Sementara itu Kapolres Batang AKBP Saufi Salamun melalui Wakapolres Kompol Raharja menegaskan. Apel ini adalah bentuk persiapan menghadapi ancaman bencana kebakaran yang semakin tinggi. Laporan dari BNPB dan BMKG menunjukkan bahwa bulan September menandai awal musim kemarau yang panjang.
“Kekeringan yang diperkirakan mencapai puncaknya pada September hingga Oktober ini, terkait dengan fenomena El Nino dan siklus Matahari. Dampak El Nino dapat memicu penurunan curah hujan,” kata Kompol Raharja.
TNI/Polri, BPBD, Perhutani dan Forkopimda Batang bersatu untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dan pemanfaatan teknologi dalam menghadapi dampak fenomena El Nino ini. Dalam hal ini, sinergi dengan pemangku kepentingan di area operasional menjadi kunci, termasuk pengembangan teknologi dan peralatan.
“Kami bahkan telah mendatangkan sepatu khusus anti api dari Malaysia untuk para petugas lapangan. Selain itu, pada tahun 2023, peningkatan kapasitas tim Kesiapsiagaan Tanggap Darurat (KTD) serta apel siaga menjadi fokus utama dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan,” ungkapnya.
Fenomena iklim memberikan tantangan yang besar, pelatihan petugas dan kesiapan bersama melalui apel siaga menjadi hal yang diutamakan, “semua bersepakat bahwa upaya ini adalah langkah nyata dalam menjaga keberlanjutan lingkungan serta keamanan wilayah Batang,” jelasnya.
Semua pihak yang terlibat berharap bahwa melalui sinergi dan persiapan yang matang, ancaman kebakaran hutan dan lahan yang selalu mengintai dapat dihadapi dengan lebih efektif.
“Kehati-hatian dan kewaspadaan tetap menjadi kunci dalam menghadapi tantangan alam yang semakin kompleks,” pungkas Raharja. (Red)
Editor & Penerbit : Den.Mj