Sorotrakyat.com | Jakarta – Dalam kurikulum merdeka, P5 bertujuan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila kepada pelajar Indonesia.
Seperti disampaikan oleh Liana Ariesha Khoerudin, M.Pd Praktisi Pendidikan, kepada awak media sorotrakyat.com menyampaikan, Lantas, apa P5 itu sendiri?.
P5 adalah singkatan dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Yang bertujuan memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk mempelajari isu-isu penting di sekitar.
Berdasar pada Kemendikbudristek No.56/M/2022, P5 adalah kegiatan kokurikuler yang berbasis proyek guna mengokohkan upaya pencapaian kompetensi. Juga sebagai cara efektif dalam mewujudkan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila. P5 ini disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan.
Ini sinergi dengan apa yang Kihajar Dewantara tegaskan bahwa anak-anak mesti didekatkan hidupnya pada kehidupan rakyat agar anak-anak tidak hanya memiliki pengetahuan saja, tapi juga bisa mengalaminya sendiri. Dengan kata lain, pelajar diberi kesempatan untuk ‘mengalami secara nyata pengetahuannya dikehidupannya sendiri’. Karena sejatinya pengalaman adalah ilmu yang paling sesungguhnya.
Pengetahuan yang dipraktekkan langsung ini, bertujuan agar peserta didik dapat melakukan aksi nyata dan sekaligus menjadi pemecah masalah (problem solver & shooter) dalam menjawab isu-isu dikehidupan sesungguhnya dengan menyesuaikan tahapan belajar dan kebutuhannya secara psikis altruistis atau rela berkorban untuk sesamanya. Sederhananya, P5 dijadikan sebagai sarana belajar yang mendorong peserta didik berperilaku kompeten, berkarakter, dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Begitupun dengan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Selabintana. SDN ini mengedepankan program pengimplementasian P5 dengan mengambil tema ‘Gaya hidup Berkelanjutan’. Dalam hal ini Kepala Sekolahnya yakni Ibu Hj. Rachmy Keniaty, S.Pd dalam sambutannya berpesan kepada peserta didik agar murid murid dapat menerapkan rangkaian proses P5 yang telah dialami sendiri oleh murid muridnya dalam kehidupan sehari-hari.
Proses P5 yang telah peserta didik lalui bentuknya adalah membuat karya berbahan dasar sampah plastik, hal ini supaya murid dapat memiliki karakter cinta kebersihan sekaligus menumbuhkan pula rasa untuk menjaga flora dan fauna sekitar mereka agar senantiasa tetap lestari.
Panen karya P5 SDN 2 Selabintana yang secara meriah dilaksanakan di halaman SDN 2 Selabintana yang mengusung topik ‘kelola sampah untuk bumi lestari’. Semua karya murid murid yang terbuat dari bahan-bahan sampah plastik itu, dipajang di stand-stand kelas yang sudah tersedia. Kemudian yang tidak kalah hebohnya, setiap perwakilan kelas menampilkan fashion show dengan menggunakan gaun yang terbuat dari bahan dasar plastik limbah.
Karya daur ulang atau recycling tersebut kemudian dipresentasikan oleh perwakilan setiap kelas didepan pengawas, kepala sekolah, guru-guru dan seluruh wali murid yang hadir. Hal ini membuktikan bahwa SDN 2 Selabintana up to date dan kekinian dalam mengikuti perkembangan zaman, karena disamping menumbuhkembangkan cinta kepada Alam hijau atau Green Environment, juga dalam mempersentasikannya karyanya dimuka umum itu, tanpa murid-murid sadari merupakan ajang mengasah keterampilan “public speaking” yang merupakan salah satu skill yang mutlak harus mereka miliki di era Civil Society 5.0 ini.
Nampak sangat terang benderang empat prinsip penting dalam Implementasi P5 di SDN 2 Selabintana memupuk karakter;
1.Holistik; mendorong peserta didik untuk menelaah dan memahami suatu isu secara mendalam dan menyeluruh. Dalam hal ini murid-murid SDN 2 Selabintana menelaah dan memahami dampak dari masalah-masalah yang ditimbulkan oleh sampah plastik.
2.Kontekstual; mendasarkan kegiatan pembelajaran pada pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari. Murid-murid dilibatkan secara langsung dalam memecahkan masalah terkait pengelolaan sampah. Dengan demikian hal ini dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah bagi murid murid SDN 2 Selabintana secara praktek langsung di lapangan.
3.Berpusat pada Peserta Didik; menjadikan murid-murid SDN 2 Selabintana sebagai pembelajar yang aktif dan mandiri. Sementara pengajar bertindak hanya sebagai fasilitator.
4.Eksploratif; murid-murid SDN 2 Selabintana memperoleh pengetahuan lebih banyak terkait pengelolaan sampah dan dampak yang ditimbulkan akibat sampah langsung dari kehidupan nyata.
Acara panen karya juga dimeriahkan dengan penampilan-penampilan ekstrakulikuler yang ada di SDN 2 Selabintana, yaitu; drumband, pencak silat dan paskibra sekolah. Murid-murid SDN 2 Selabintana menampilkan penampilan terbaik mereka dengan penuh semangat, ceria dan gembira.
Dengan meriahnya pelaksanaan P5 meneguhkan bahwa SDN 2 Selabintana sangat berkomitmen dan mampu melaksanakan Pendidikan yang dibarengi dengan praktik langsung dilapangan, yang secara tidak langsung menjalankan P5, dengannya maka sistem pendidikan SDN 2 Selabintana pun dengan sendirinya akan mengungguli yang lain dan siap bersaing di era global Society 5.0. (red)
Editor & Penerbit: Den.Mj