banner 720x90

Dugaan Korupsi dan Nepotisme di Kemenkeu: Demonstran Minta Presiden Prabowo Pecat Sri Mulyani

Aksi Massa Desak Sri Mulyani Mundur: Tudingan Korupsi, Nepotisme, dan Beban Utang Negara
banner 468x60

Sorotrakyat.com | Jakarta – Dampak utang negara yang terus meningkat hingga mencapai ribuan triliun berbanding terbalik dengan kualitas hidup rakyat di negeri yang dahulu dikenal makmur.

Meluapkan ketidakpuasan terhadap tata kelola negara, khususnya kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani yang dianggap sebagai penyebab utama membengkaknya utang negara, sejumlah ibu-ibu dan ratusan mahasiswa turun ke jalan. Aksi yang digelar pada Jumat (25/04/2025) ini menunjukkan keprihatinan mereka terhadap kondisi bangsa.

Aksi terpantau berlangsung di dua lokasi, yaitu di depan kantor pusat Kementerian Keuangan dan di depan Monumen Nasional. Demonstrasi diwarnai dengan drama teatrikal, orasi, serta aksi bakar ban. Sejauh ini, aksi berjalan dengan aman dan tertib.

Tuntutan yang mereka suarakan masih sama seperti sebelumnya:

“Meminta Presiden Prabowo untuk STOP Berutang, dan mendesak Sri Mulyani mundur dari jabatannya!!” tegas Pandu, koordinator lapangan aksi, kepada wartawan.

Selain itu, muncul dugaan mengenai adanya setoran rutin dari kantor-kantor LTO pajak kepada Sri Mulyani. Mereka juga menduga adanya pemanfaatan kedekatan dengan Bank Dunia untuk mendapatkan utang dan proyek-proyek besar yang menguntungkan pribadi, serta indikasi campur tangan Sri Mulyani dalam membantu suaminya mendapatkan pinjaman individu dalam jumlah besar.

“Kami menduga Sri Mulyani menerima setoran rutin dari kantor-kantor LTO pajak, serta memanfaatkan kedekatannya dengan World Bank untuk memperoleh utang dan proyek-proyek besar yang dapat memberikan keuntungan pribadi dalam jumlah besar sebagai Menteri Keuangan. Kami juga melihat kejanggalan pada data piutang suaminya pada tahun 2017 yang menunjukkan utang hingga Rp1 triliun. Sementara itu, tidak ditemukan data pendukung bahwa suaminya adalah seorang pengusaha atau tokoh yang layak mendapatkan pinjaman sebesar itu. Dengan demikian, terdapat indikasi adanya campur tangan Sri Mulyani untuk membantu suaminya mendapatkan pinjaman individu dengan nilai yang besar,” jelas salah satu orator aksi.

Dugaan lain yang muncul adalah terkait intervensi Nanang Untung, kakak kandung Sri Mulyani, terhadap proses pemeriksaan di Direktorat Jenderal Pajak. Intervensi ini diduga menyebabkan hasil pemeriksaan wajib pajak berubah menjadi lebih bayar.

“Kami menduga Nanang Untung, kakak kandung Sri Mulyani, melakukan intervensi proses pemeriksaan kepada Dirjen Pajak, sehingga hasil pemeriksaan menyetujui permintaan wajib pajak berubah menjadi lebih bayar sebesar Rp62,9 miliar,” tambahnya.

Hingga saat ini, baik Sri Mulyani maupun Humas Kementerian Keuangan belum memberikan konfirmasi terkait aksi masyarakat ini. Pihak media telah berupaya mendatangi kantor Kementerian Keuangan untuk mendapatkan konfirmasi langsung, namun Humas enggan memberikan keterangan.

(DR)

Editor & Penerbit: Den.Mj

banner 728x90
Exit mobile version