Sorotrakyat.com | Kota Bogor – Peringatan Hari Buruh Internasional menjadi momentum krusial bagi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor, Dr. Adityawarman Adil, untuk menyerukan urgensi keberpihakan pemerintah kota terhadap para pekerja. Dalam pernyataannya, Adityawarman menegaskan bahwa kontribusi besar kaum buruh tidak boleh sekadar diapresiasi secara simbolis melalui perayaan semata, melainkan harus diwujudkan dalam kebijakan-kebijakan konkret yang menjamin perlindungan, peningkatan kesejahteraan, dan kehidupan yang layak.
“Setiap tetes keringat yang dicurahkan oleh para buruh adalah fondasi kemajuan kota. Sudah selayaknya, jerih payah mereka tidak hanya diakui, tetapi juga diimbangi dengan kebijakan yang sungguh-sungguh melindungi dan mensejahterakan. Semoga setiap pengorbanan mereka membawa berkah bagi keluarga dan kemajuan bangsa,” ucap Adityawarman pada Kamis (1/5/2025).
Lebih lanjut, politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menekankan perlunya perubahan paradigma dalam penyusunan kebijakan. Menurutnya, negara, khususnya Pemerintah Kota Bogor, harus mengedepankan kepentingan buruh sebagai prioritas utama, tidak hanya terpaku pada upaya mengakomodasi kepentingan industri atau sekadar mengejar angka-angka statistik pertumbuhan ekonomi.
Adityawarman mengakui adanya kemajuan signifikan di Kota Bogor, tercermin dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang mencapai 79,03 dan penurunan tingkat pengangguran menjadi 8,13 persen pada tahun 2024. Namun, ia mengingatkan bahwa di balik capaian tersebut, masih terdapat tantangan besar yang dihadapi oleh sebagian besar pekerja, terutama mereka yang berkecimpung di sektor informal. Data mencatat, sekitar 210 ribu warga Kota Bogor bekerja di sektor ini, sebuah realitas yang seringkali diwarnai dengan ketidakpastian upah yang layak, minimnya perlindungan sosial, dan keterbatasan akses terhadap pelatihan peningkatan keterampilan.
“Jumlah pekerja di sektor informal yang signifikan ini menjadi perhatian serius. Kita memiliki tanggung jawab untuk mendorong transformasi sektor ini menjadi lebih formal dan terlindungi. Pemerintah Kota Bogor harus mengambil langkah aktif dalam memfasilitasi program pelatihan kerja yang terarah dan sesuai dengan kebutuhan industri, mendorong sertifikasi keterampilan untuk meningkatkan daya saing pekerja, serta memastikan akses kepada jaminan sosial bagi seluruh lapisan pekerja, tanpa terkecuali,” tegasnya.
Selain isu sektor informal, Adityawarman juga menyoroti krusialnya peninjauan kembali formula penghitungan Upah Minimum Kota (UMK). Ia berpendapat bahwa formula yang ada saat ini perlu dievaluasi agar benar-benar mencerminkan biaya hidup layak di kota dengan dinamika ekonomi seperti Bogor. Dengan demikian, UMK yang ditetapkan dapat secara riil memenuhi kebutuhan dasar pekerja dan keluarganya.
Lebih jauh, Ketua DPRD Kota Bogor menyoroti adanya disparitas antara lulusan pendidikan kejuruan dengan kebutuhan pasar kerja. Ia menekankan pentingnya sinergitas antara kurikulum pendidikan kejuruan dengan permintaan industri. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi angka pengangguran yang didominasi oleh lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
“Pendidikan kejuruan harus menjadi jembatan yang efektif antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Kurikulum yang relevan dan adaptif akan membekali lulusan dengan keterampilan yang dibutuhkan oleh industri, sehingga mereka lebih siap untuk terserap dalam lapangan pekerjaan,” jelasnya.
Mengakhiri pernyataannya, Dr. Adityawarman Adil mengajak seluruh pemangku kepentingan di Kota Bogor, mulai dari pemerintah daerah, pengusaha, serikat pekerja, hingga elemen masyarakat sipil, untuk menjadikan momentum Hari Buruh ini sebagai titik tolak untuk memperkuat komitmen terhadap keadilan sosial.
“Buruh adalah aset bangsa dan mitra sejajar dalam pembangunan. Kemajuan sebuah kota tidak dapat diukur hanya dari pertumbuhan ekonomi semata, tetapi juga dari bagaimana negara memperlakukan dan melindungi para pekerjanya. Jika kebijakan yang diambil tidak berpihak kepada mereka yang telah berkontribusi besar, maka pembangunan akan kehilangan arah moralnya,” ungkapnya.
“Selamat Hari Buruh Internasional bagi seluruh pekerja di Kota Bogor. Mari kita bersama-sama menegakkan keberpihakan untuk buruh demi mewujudkan masa depan yang lebih adil, sejahtera, dan bermartabat bagi kita semua,” pungkasnya dengan penuh harap.
(DR)
Editor & Penerbit: Den.Mj
