Sorotrakyat.com | Kota Bogor — Kota Bogor kembali menegaskan posisinya sebagai kota bersejarah dan strategis dengan menjadi tuan rumah penyelenggaraan The Ambassador Summit road to Asia-Africa Conference 2026. Acara penting ini berlangsung di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, sekaligus menandai bagian dari rangkaian peringatan 71 tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA).
Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan napak tilas sejarah penting Konferensi Bogor yang menjadi tonggak lahirnya KAA pada tahun 1955.
Dalam kesempatan ini, Dedie Rachim tidak hanya menjamu, tetapi juga mengajak para delegasi dan duta besar dari negara sahabat berkunjung langsung ke Istana Kepresidenan Bogor, tempat di mana sejarah Konferensi Bogor dimulai.
Dedie Rachim menjelaskan bahwa Konferensi Bogor yang berlangsung pada 28–29 Desember 1954, menghadirkan lima pemimpin negara, yakni Indonesia, Pakistan, India, Sri Lanka, dan Myanmar. Konferensi inilah yang meletakkan fondasi kuat bagi pelaksanaan KAA di Bandung pada April 1955.
“Ini kami melaksanakan semacam napak tilas dari sebuah momen yang sangat penting yang berhasil merubah tatanan dunia namanya Konferensi Asia-Afrika, tetapi sebelum Konferensi Asia-Afrika ada yang namanya Konferensi Bogor,” jelas Wali Kota.
Dalam rangka napak tilas ini, Kota Bogor secara khusus mengundang perwakilan negara yang berkontribusi langsung pada Konferensi Bogor, termasuk India, dan perwakilan dari Afrika, yakni Mozambik.
Dedie Rachim menegaskan bahwa peran sentral Bogor dalam sejarah KAA sejak lama menjadikannya tuan rumah yang tepat. Momentum ini diharapkan dapat memperkuat posisi Kota Bogor sebagai kota strategis dengan potensi besar untuk investasi, pariwisata, dan penyelenggaraan kegiatan internasional.
“Kita ingin mengingatkan semua bahwa peran Bogor itu sudah sejak lama cukup penting. Ke depan tentu kami mengajak bahwa keberadaan Bogor sebagai salah satu kota yang penting di Indonesia ini bisa juga dijadikan sebagai tempat untuk potensi investasi, kunjungan wisata, dan potensi menyelenggarakan kegiatan penting lainnya,” tegasnya.
Wali Kota berharap semangat Konferensi Bogor ini dapat membangkitkan kembali semangat persatuan bangsa-bangsa yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
“Semangat Konferensi Bogor ini menjadi semangat kita semua yang kita harus terus gelorakan sebagai bagian dari semangat persatuan bangsa-bangsa, semangat anti imperialisme, semangat anti kolonialisme,” tuturnya.
Duta Besar Mozambik untuk Indonesia, Belmiro Jose Malate, menyampaikan apresiasi mendalam. Ia menegaskan bahwa Bogor memiliki peranan vital dalam sejarah perjuangan negara-negara Afrika melawan kolonialisme.
“Kota Bogor sangat penting bagi Afrika, seperti yang Pak Wali telah katakan bahwa Konferensi Asia-Afrika yang pertama dilaksanakan di sini, yaitu persiapan untuk konferensi yang selanjutnya dilaksanakan di Bandung. Ini memberikan kontribusi besar terhadap kendala kami mengenai kolonialisme dan imperialisme di Afrika,” ujar Malate.
Ia juga menyoroti bahwa tantangan negara-negara Asia-Afrika masih sama, yaitu berjuang melawan imperialisme, kemiskinan, mengembangkan ekonomi, dan memberdayakan generasi muda.
Senada dengan hal itu, Konselor Politik Kedutaan Besar India untuk Indonesia, Vikram Vardhan, mengungkapkan rasa hormatnya kepada Kota Bogor sebagai kota sejarah dan titik awal solidaritas Asia-Afrika.
“Ini merupakan kehormatan bagi kami untuk berada di kota sejarah, yaitu Kota Bogor. Kami mengunjungi Istana Kepresidenan Bogor di mana sejarah dibuat 70 tahun yang lalu, awal mula dari Konferensi Asia-Afrika yang dimulai pertama kali di istana tersebut,” katanya.
Vikram menegaskan bahwa KAA adalah konferensi bersejarah yang memulai South-South Cooperation. Ia menekankan pentingnya bagi negara-negara berkembang untuk terus berkumpul, berkomunikasi, berkooperasi, dan berkoordinasi demi masa depan yang lebih baik dan makmur.
(FY)
#BogorSejarahKAA #KonferensiAsiaAfrika #KonferensiBogor #TheAmbassadorSummit #SolidaritasAsiaAfrika #Antikolonialisme #KAA2026 #KotaBogor
Editor & Penerbit: Den.Mj
