Kadis Budpar Kota Bogor Dikagetkan Adanya Somasi Lagi dari Kuasa Hukum Ahli Waris TB. A Basuni

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor Iceu Pujiati.

Sorotrakyat.com | Kota Bogor – Meledaknya pemberitaan di media perihal perseteruan antara kuasa hukum dari ahli waris TB. A Basuni, Anggi Triana Ismail Managing Partner Kantor Hukum Sembilan Bintang & Partners Law Office dengan pihak Disbudpar (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata) Kota Bogor kembali menjadi sorotan, apalagi munculnya kabar kembali surat somasi.

Dalam kesempatannya Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor Iceu Pujiati merasa kaget mengenai kabar kembali adanya surat somasi, dan mengatakan permasalahan antara Disparbud dengan Sembilan Bintang hanyalah miskomunikasi (salah paham).

“Pada intinya saya sudah menindaklanjuti berita media bahwa ada ke salah pahaman. Kita sudah langsung bersilaturahmi namun memang tidak bertemu dengan pak Anggi-nya,” ungkap Iceu ketika ditemui di Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor, Kamis (23/2/23).

Ia menegaskan tidak ada maksud untuk menyingung perasaan Anggi Triana Ismail. “Saya atas nama pribadi mau pun Pemerintah Kota Bogor khususnya lembaga ini mohon maaf yang sebesar-besarnya,” tegas Iceu.

Dirinya mengakui permohonan maaf tersebut, memang tidak tersampaikan langsung kepada Anggi, hingga pada hari Rabu (22/2) dijadikan untuk audensi.

“Alhamdulillah ketemu dengan pak Rudi dan pak Ogi dari Sembilan Bintangnya serta ahli waris TB. A Basuni. Sekarang naik lagi pemberitaan terkait ada kekecewaan dari tim Kuasa hukum sembilan bintang atas jawaban dari kami. Intinya tidak ada maksud apapun, saya adalah orang yang terbuka, informasi apapun ketika kita punya informasi itu kita akan sampaikan,” terang Iceu.

Iceu mengaku, Disparbud memang memiliki keterbatasan informasi ataupun literasi terkait apa yang ditanyakan oleh Kuasa Hukum ahli waris TB. A Basuni (Sembilan Bintang). “Kemarin kami senang juga mendapat informasi langsung dari para ahli warisnya TB. A Basuni. Ternyata dia (TB. A Basuni) itu luar biasa,” katanya.

Menurutnya, literasi yang ada di Disparbud Kota Bogor masih minim (sedikit). “Bahkan disposisi saya coba berkoordinasi dengan bagian arsip, karena memang mereka yang punya pungsi untuk mengarsipkan apapun. Karena di kami tidak punya maka saya memerintahkan kepada Kabid untuk Dinas Arsip apakah ada terkait literasi sejarah Bogor, kita punya buku sejarah Bogor tapi Makro (jumlah besar) tidak spesifik per detail, item lama dan lain sebagainya.

Iceu menerima hal itu sebagai bagian dari evaluasi bagi dirinya terutama kedinasan bahwa literasi atau sejarah itu sangatlah penting.

“Kami kemarin dengan ahli warisnya, boleh gak ahli waris itu menjadikan pintu masuk kami, untuk mengetahui sejarahnya pak Basuni. Bahkan beliau (ahli waris) mensupport juga, karena kami membutuhkan dokumen-dokumen itu, hingga mengundang untuk acara haul-nya pak Basuni,” tuturnya.

“Bahkan kita sarankan dala acara haul tersebut bukan hanya haul tapi juga dijadikan momen untuk menginformasikan kepada masyarakat bahwa sosok pak Basuni ini bukan hanya pahlawan tapi juga seorang yang luar biasa terkait pasar pada suka dan pak Basuni. Karena kami memiliki literasi tidak detil tentang pak Basuni, dan itu menjadi evaluasi kami sebagai dinas pariwisata dan kebudayaan,” papar Iceu. (Red)

Editor & Penerbit : Den.Mj

Exit mobile version