Analis Ekonomi Politik, Dr Kun Nurachadijat: UMKM ingin melejit naik kelas, harus bisa bedakan kapan jadi manajer, kapan jadi leader

Pemkot Depok menggelar Pelatihan Inkubator Bisnis bagi para UMKM, 28,29,30 Agustus 23..

Sorotrakyat.com | Kota Bogor – “Agar maju, UMKM harus tidak hanya punya visi tapi juga harus berambisi untuk naik kelas,” urai Fitriawan, Asisten Daerah Ekonomi dan Pembangunan kota Depok dalam sambutan pembukaan acara di Wisma Hijau Mekarsari Depok. 

Pelatihan ini diikuti oleh para penggiat Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM) yang lolos seleksi yang dianggap potensial untuk naik kelas. 

Narasumber dari BRIN, Farly Shabahul Khairi, MM menjelaskan bahwa BRIN memberi bantuan riset bagi UMKM yang ingin mengembangkan produk UMKM. Pada pelatihan inkubator bisnis ini juga diajarkan cara perhitungan kandungan gizi dari BPOM melalui link yang sudah disediakan, UMKM tinggal mencari jenis produknya dan hasil kandungan gizi langsung keluar dan bisa digunakan.

“Kami terbuka bagi UMKM yang produknya, terutama UMKM kuliner agar dagangannya lebih awet namun tanpa pengawet,” jelas lulusan Statistika IPB yang disambut penuh antusias para peserta training.

Sedangkan Analis Ekonomi Politik, Dr Kun Nurachadijat yang juga sebagai salah satu Narasumber utama menegaskan bahwa kontribusi UMKM terhadap PDB berdasarkan siaran Pers Kemenko 6 Maret 2023 adalah 61,9 % dan membantu menyerap tenaga kerja hingga 97 % sehingga sangat disayangkan bila pemerintah terutama pemerintah daerah kurang mengedepankan program pembinaan UMKM sebagai program utama pemerintah.

Analis Ekonomi Politik, Dr Kun Nurachadijat

Oleh karena itu, masih menurut Kun, penguasaan pencatatan keuangan internal UMKM harus sudah terdigital.

“Sudah saatnya pencatatan akuntansi dan pembayaran  didigitalisasi menggunakan aplikasi pencatatan dan Qris,” tegas ekonom lulusan UI yang direspon peserta langsung mendownload aplikasi disaat pelatihan itu juga. 

“UMKM ingin melejit naik kelas, jadilah manajer yang disiplin atas indikator capaian yang tertulis. Harus tegas dan tega. Kapan memperlakukan karyawan sebagai faktor produksi dan itu harus sebagai manajer, serta kapan memperlakukan karyawan sebagai manusia pemilik faktor produksinya, dan itu harus sebagai pemimpin. Masih blepetan menjalankan kedua itu, jangan harap sistem agar berjalan,” tegas mantan dekan Binawan dan salah satu pendiri PD Pasar Pakuan Jaya Kota Bogor ini. 

“Terima kasih Pak, karena baru kali ini kami sangat paham apa yang kami harus lakukan. Karena pertama Bapak bisa mensederhanakan bahasa teori yang rumit menjadi bahasa yang sangat sederhana sehingga kami bisa pahami dan kedua, bapak juga dengan Pak Farly lebih mendengarkan kami dan langsung memberi arahan solusi dengan menggunakan teori teori yang ada di internet. Dan kami tidak dapat di pelatihan pelatihan sebelumnya,” tutur Sri Wahyuni Rahmayanti, salah satu perwakilan peserta dengan produksi roti jala dengan kari khas Melayu.

Acara ditutup pada Rabu sore dengan saling tukar menukar no kontak antar para peserta dan saling memperkenalkan produk satu sama lain dengan penuh rasa kebersamaan semangat untuk maju. (KN/DR)

Editor & Penerbit : Den.Mj

Exit mobile version