Apa itu Bullying dan bagaimana penanggulangannya berdasarkan pengalaman yang pernah menjadi korban

Ratu Vici Madani Puteri Achadijat Siswi Sekolah: MAN 1 KOTA BOGOR Kelas: X7

Sorotrakyat.com | Kota Bogor – Berdasarkan definisi umum dari Bullying adalah perilaku agresif yang berulang, disengaja, dan memiliki tujuan untuk menyakiti, merendahkan, atau mendominasi orang lain secara emosional, fisik, atau mental. Tindakan bullying bisa terjadi dalam berbagai tempat kejadian. Seperti di sekolah, tempat kerja, lingkungan online (cyberbullying), atau di tempat umum.

Bullyinging umumnya dipicu oleh Kondisi Keluarga Tidak Sehat, yakni suasana negatif di lingkungan keluarga, seperti kekerasan, konflik berkelanjutan, atau pengabaian/tidak dianggap. Remaja yang mengalami kekerasan atau pengabaian di rumah cenderung menunjukkan perilaku agresif atau bullying.
Karena menurut ilmu psikologi, remaja dapat terpengaruh oleh orang-orang di sekitar mereka yang terlibat dalam perilaku bullying, baik itu dalam lingkungan sekolah, masyarakat, atau media. Menjadi bagian dari kelompok bermain di mana bullying dianggap sebagai norma, dapat mendorong remaja untuk mengikuti contoh tersebut.

Kurangnya Empati dan Pengetahuan: Beberapa orang mungkin kurang memahami dampak emosional dan psikologis dari perilaku bullying terhadap korban. Kurangnya empati dan pengetahuan dalam bergaul dapat memicu perilaku bullying.


Dari semua yang sifatnya dari pengaruh dari luar remaja, juga karakter Bullying dapat disebabkan oleh Gangguan Mental. Beberapa gangguan mental, seperti gangguan perilaku, gangguan kepribadian, atau agak agak psikopatik, dapat mempengaruhi kemampuan remaja untuk mengontrol diri dari perilaku agresif dan menghasilkan perilaku bullying.

Intinya, Bullying dapat merusak mental remaja, terutama apabila disekolah. mereka yang menjadi korban akan takut untuk pergi ke sekolah, sedangkan para pelaku merasa puas atas perbuatan yang mereka lakukan.

Pernahkah kalian para pembully memikirkan perasaan korban? kalian hanya memikirkan kesenangan kalian sendiri dengan cara membully seseorang!.

Para pembully tertawa diatas penderitaan orang lain. sedangkan si korban? mereka selalu merasa bersalah atas suatu hal yang tidak mereka lakukan, bahkan mereka sendiri merasa bersalah walau mereka tidak tahu menahu dimana letak kesalahan mereka.

Mereka yang selalu memikirkan pendapat orang lain tentangnya karena adanya rasa trauma.

Mereka yang tidak berani menunjukan diri sedang dibully karena takut diserang oleh para pembully.

Mereka yang takut untuk pergi ke sekolah karena merasa tidak aman, terancam dan mengganggu konsentrasi mereka untuk bersekolah.

Sekali lagi, Dimanakah rasa kemanusiaan kalian wahai para pembully? pikirkan bagaimana jika kalian berada diposisi korban!.

Tahukah kalian, Bullying adalah sifat terjelek yang dimiliki karena sangat merugikan orang lain.

Maraknya kasus bullying disekolah, berdasarkan penulis perhatikan, belum menyadarkan para guru untuk bertindak tegas terhadap para pelaku bullying.

Bagaimana cara mencegah tindakan bullying ?.

Mencegah tindakan bullying melibatkan upaya bersama dari masyarakat, sekolah, orang tua, dan remajanya itu sendiri untuk menciptakan lingkungan yang aman, penuh kasih sayang, dan menghormati satu sama lain. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah tindakan bullying:

Pendidikan dan Kesadaran : Gencarkan program pendidikan dan sosialisasi tentang bullying di sekolah, tempat kerja, dan masyarakat, Tingkatkan kesadaran mengenai konsekuensi dari bullying bagi korban, pelaku, dan masyarakat.

Peran Sekolah : Implementasikan kebijakan anti-bullying yang jelas di sekolah, termasuk hukuman tegas bagi pelaku bullying, Libatkan guru, staf sekolah, dan siswa dalam program pencegahan bullying. Fasilitasi diskusi terbuka yang isinya tentang tindakan bullying serta cara mengatasi dan teknik melaporkannya.
Dorong penghargaan bagi remaja yang sudah berkarakter toleransi, mental positif dan pandai bergaul di sekolah dan masyarakat, Ajarkan pentingnya menghormati perbedaan budaya, latar belakang kehidupan orang tua.


Peran Orang Tua dan Wali, Ajari anak-anaknya tentang empati, penghargaan, dan bagaimana berperilaku dengan baik terhadap sesama. Libatkan diri orang tua dalam kehidupan anak, pantau aktivitas online mereka, dan ajari tentang perilaku yang aman di dunia maya.

Ajarkan anak anak remajanya, cara menyelesaikan konflik secara positif dan membangun hubungan yang sehat. Ciptakan lingkungan yang terbuka, akrab, dan berpengharapan di rumah, sekolah, dan tempat kerja. Sekolah harus mendorong siswa untuk membentuk kelompok-kelompok kegiatan ekskul yang positif dan saling mendukung.


Pentingnya Pelaporan dan Keterlibatan Komunitas, dorong korban dan saksi untuk melaporkan tindakan bullying kepada guru atau guru BK yang berwenang.
Penyuluhan tentang Penggunaan Teknologi Secara Aman, berikan informasi kepada siswa tentang etika dan kesadaran digital untuk mencegah cyberbullying. Ajari mereka cara menggunakan media sosial dan teknologi secara positif dan aman.


Mencegah bullying membutuhkan komitmen bersama dan perubahan budaya yang melibatkan semua anggota masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang aman, menghormati, dan mendukung untuk semua orang.

Maka sudah saatnya kita hindari sedini mungkin tindakan bullying ini sebelum terlambat, karena jika dibiarkan terus menerus akan sangat berdampak bagi mutu pendidikan sekolah. Jangan sampai para orang tua tidak mau menyekolahkan anaknya ke suatu sekolah karena kualitas bergaul para siswanya tidak Sekolah kontrol. Bersekolah sedikit lebih mahal seolah orang tua “membeli” suasana gaul anaknya yang sehat.

Mari Cegah sekarang juga!!
saya sangat mengharapkan kebijakan tegas guru guru untuk kasus bullying ini sedini mungkin.

Ratu Vici Madani Puteri Achadijat Sekolah: MAN 1 KOTA BOGOR Kelas: X7

(Red)

Editor & Penerbit: Den.

Exit mobile version