Sorotrakyat.com | Yogyakarta – Kepiting Tapal Kuda dikenal masyarakat Jawa dengan nama Mimi Mintuno. Mereka memfilosofikan Mimi Mintuno sebagai sepasang hewan sejoli yang saling setia sehidup semati. Filosofi tersebut jadi budaya tersendiri bagi masyarakat Jawa, termaktub dalam doa pada saat prosesi pernikahan, “Dadio pasangan koyo mimi lan mintuno”, artinya “Jadilah pasangan yang awet dan setia seperti mimi dan mintuno”.
AM. Kuncoro, mengangkat filosofi mimi mintuno ke dalam sebuah lagu yang berjudul Mimi Mintuno Tresno, ia nyanyikan bersama Steven, vokalis Coconut Treez, diiringi permainan gitar Tege, gitaris Coconut Treez, untuk jadi Original Sound Track (OST) Web Series Mimi Mintuno – The Story of Tresno. Prima Founder Records, label musik di Yogyakarta yang memproduksi lagu tersebut menggelar press conference OST Web Series Mimi Mintuno – The Story of Tresno pada Minggu, 30 Mei 2021 dari pukul 13.00 – 16.00 WIB di Indoluxe Hotel Yogyakarta, Sleman, Yogyakarta.
Jumpa pers OST Web Series Mimi Mintuno – The Story of Tresno tersebut dilakukan oleh dua orang pendiri Prima Founder Records, AM. Kuncoro dan Rulli Aryanto, didampingi oleh Steven dan Tege, serta para artis penyanyi Prima Founder Records. Puluhan awak media dari berbagai kota di Indonesia menghadiri acara tersebut, baik datang langsung ke acara, sebagiannya lagi melalui aplikasi Zoom. Turut hadir beberapa orang lainnya dari Prima Founder Records, yaitu Maya Sri Devi (Executive Producer), Tixxy (Koordinator Media), Luddy Roos (Arranger), dan Eckel Roos (Audio Engineer).
Kehadiran para peserta press conference OST Web Series Mimi Mintuno – The Story of Tresno dihibur dengan penampilan para artis penyanyi Prima Founder Records, yaitu: Donas, Bea Serendy, Alex Yunggun, AM. Kuncoro, Heniikun Bay, dan Rojanah. Penampilan AM. Kuncoro bersama Steven dan Tege membawakan OST Web Series Mimi Mintuno – The Story of Tresno disambut suasana meriah.
AM. Kuncoro pada kata sambutannya mengatakan, “Saat pandemi ini, betul-betul mengubah pandangan banyak orang tentang industri musik, mungkin beberapa rekan-rekan kita jadi mengalami kesulitan pada pengembangan musik. Tetapi kami, Prima Founder Records justru berpikir berbeda, kami melihat ini sebagai sebuah peluang untuk memulai sesuatu yang baru di Yogyakarta. Kami bersyukur, sejak berdiri enam bulan yang lalu, Prima Founder Records telah merilis 3 album, baik dalam bentuk video lirik, video klip, dan juga VCD.”
“Dari apa yang telah kami kerjakan, yang penting adalah untuk memberi semangat baru dan warna baru kepada masyarakat. Kondisi pandemi saat ini tidak selalu untuk melumpuhkan kita, tetapi justru untuk menumbuhkan sesuatu yang baru. Sebagai manusia hidup kita diberi kebebasan secara waktu dan pikiran untuk berkreasi,” kata AM. Kuncoro.
Sementara itu, Rulli Aryanto pada kata sambutannya berbicara tentang keberadaan Prima Founder Records yang saat ini juga telah menjadi publishing. Prima Founder Records sengaja dibuat di Yogyakarta karena selama ini masyarakat selalu berpikir Jakarta sentris. Sementara, saat ini era digital di dunia bergerak sangat cepat. Prima Founder Records ingin mematahkan pikiran tersebut, karena pada era digital saat ini siapapun bisa berkarya dari manapun.
Rulli Aryanto juga mengatakan bahwa saat ini jumlah artis penyanyi Prima Founder Records belum banyak, dan siap jadi wadah untuk berkarya bagi siapapun dan darimanapun di seluruh Indonesia.
“Perss conference ini menitikberatkan pada lagu Mimi Mintuno Tresno sebagai OST Web Series Mimi Mintuno – The Story of Tresno. Intinya, pertemuan pertama saya dengan Mas AM. Kuncoro ini karena beliau punya 80 lagu, Mimi Mintuno Tresno jadi pembicaraan menarik kami saat itu, dan berangan untuk dinyanyikan oleh Mas Steven. Sebuah keajaiban terjadi, akhirnya angan itu jadi kenyataan. Padahal Mas Steven bukan orang Jawa, tapi berdarah campuran Pekanbaru dengan Manado, dan ternyata beliau mau untuk menyanyikannya,” kata Rulli Aryanto.
AM. Kuncoro menanggapi, Steven mau menyanyikan lagu Mimi Mintuno Tresno adalah bentuk apresiasi dalam pengembangan budaya di Indonesia yang sangat plural. Dan hal tersebut juga menjadi keinginan dari Prima Founder Records yang siap mewadahi beragam genre lagu, termasuk lagu-lagu daerah darimanapun di Indonesia.
Pada sesi tanya jawab dengan awak media, Rulli Aryanto mengatakan, meskipun pikiran Jakarta sentris ingin kami ubah, terkait dengan industri musik masih tetap tak bisa lepas dari Jakarta, karena media mainstream dan pengakuan keartisan seseorang tetap ada di sana. Namun bukan berarti untuk berkarya harus hijrah ke Jakarta. Meskipun berkarya di lokal, tidak menutup kemungkinan untuk menasional, bahkan mendunia.
Menjawab pertanyaan dari awak media, AM. Kuncoro mengatakan, “Dunia punya kisah Romeo dan Juliet, Indonesia punya kisah Galih dan Ratna, sedangkan Jawa punya Mimi Mintuno. Kisah kesetiaan Mimi Mintuno sudah ada di masyarakat Jawa sejak ratusan tahun yang lalu, tapi belum banyak yang tahu. Karena itu kisah Mimi Mintuno kami angkat jadi web series, sekalian mengangkat potensi-potensi wisata yang ada di Yogyakarta yang belum tergali, salah satunya Pantai Baronan di Desa Songbanyu, Girisubo, Gunung Kidul. Pantai tersebut kami jadikan latar videoklip OST Mimi Mintuno – The Story of Tresno. Dan tidak tertutup kemungkinan Prima Founder Records juga akan mengangkat kearifan lokal dari berbagai daerah lainnya di Indonesia.”
Untuk menyanyikan lagu Mimi Mintuno Tresno punya tantangan tersendiri bagi Steven Coconut Treez. Meskipun ia telah berkolaborasi dengan para musisi lokal dan internasional, tapi untuk menyanyikan lagu berbahasa Jawa adalah untuk pertama kali baginya. Bagi Steven, menyanyikan lagu Mimi Mintuno Tresno tak hanya untuk belajar cara pengucapan bahasa Jawa, tapi juga untuk memahami lirik dari lagu tersebut. Karena lirik lagu Mimi Mintuno Tresno terdapat kosa kata bahasa halus Jawa yang sudah jarang diketahui oleh orang Jawa itu sendiri.
Seusai sesi tanya jawab, acara press conference OST Web Series Mimi Mintuno – The Story of Tresno yang berlangsung dengan mengikuti protokol kesehatan dilanjutkan dengan penampilan akustik dari grup musik Heniikun Bay, dan lagu dangdut dari Rojanah. Acara ditutup dengan foto bersama Prima Founder Records bersama para awak media.
(Muhammad Fadhli)
Editor & Penerbit : Den.Mj