Anton Charliyan Bersama Ketua DPRD Kab.Tasikmalaya Resmikan Situs Circle Stone di Desa Jahiang Salawu

Sorotrakyat.com | Kab. Tasikmalaya — Kabupaten Tasikmalaya yg merupakan satu-satunya Zona Hijau Level 2 di Jawa Barat, mengadakan Syukuran Peresmian Sederhana Monument Situs Cirkle Stone Batu Melingkar Jahyang yg Sudah tertunda hampir 2 Bulan lebih karena kondisi situasi PPKM.

Ketua DPRD Kabupaten Tasikmalaya Asep Sopari Al-Ayubi, S.P mendapat kehormatan untuk meresmikan Situs tersebut yang berada di Kampung Cipeujit Desa Jahiang, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Peresmian situs tersebut ditandai dengan Gunting pita Monumen Batu Melingkar Jahiang oleh Ketua DPRD Kabupaten Tasikmalaya Asep Sopari Al-Ayubi, S.P dan mantan Kapolda Jabar Irjen Pol (Purn) Dr.Anton Charlian,MPKN sebagai penggagas pelestarian Situs Batu Melingkar Jahiang, pada Minggu (08/08/2021).

banner 325x300

Pada kesempatan tersebut tampak hadir sejumlah tokoh masyarakat Jawa Barat di antaranya Rd.Uyut Sani, Ambu Sonia, Ecep S Yasa Msi, GM TV One News, Rd.Dicky Z Sastrakusumah Sukapura, Ki Pamanah Rasa, Habib Umar Asseqqaf dari Majalaya, Abah Dede Panjalu, Abah Yusuf Gegerkalong, Ketua Padepokan Macan Ali, tokoh budaya dari Cirebon, Bogor, Limbangan Garut, Dr Undang Ahmad Darsa, Dr. Elis. Suryani Nani Sumarlina, MS. Warisan Budaya Nusantara Neni Triyatna, Direktur Utama PT LINTAS PENA MEDIA Redi Mulyadi, Thonny T Easy, serta sejumlah tokoh seni budaya Jawa Barat, Adapun dari unsur Pemerintah hadir, Kasatpol PP Kab. Tasikmalaya, Camat Salawu, Kepala Desa Jahiang serta tokoh-tokoh Ormas dan LSM, al : Ketua DPP Projo Jabar H Joni S., Ketum Setya Kita Pancasila, Andreas Samuel. Ketum Lsm Perkara Pius Manalu, Ketum Lsm Ombak Aju Jumara dan Ketum WN 88 Edwin Fentado.


Dalam kata sambutannya, Asep Sopari Al Ayubi,SP mengingatkan pentingnya situs tersebut untuk dijaga, karena dari situs tersebut masyarakat bisa menggali tentang sejarah, peradaban, dan budaya Sunda. Bahkan Asep Sopari mengutip pesan dari amanat Galunggung yang berbicara tentang bagaimana kita harus menghargai masa lalu, karena tidak akan ada masa kini jika tidak ada masa lalu.

Baca Juga:  Operasi Pasar Murah di Subang Banjir Pembeli! Diharapkan Harga Bahan Pokok Stabil Jelang Ramadhan

“Kita harus bisa menjaga dan melestarikan situs ini dengan baik, karena ini adalah peninggalan yang berharga dari para pendahulu kita, sesuai pesan yang ada dalam amanat galunggung bahwa kita jangan sampai melupakan masa lalu, karena tidak akan ada masa kini kalau tidak ada masa lalu,” ujarnya.


Sementara itu, Abah Anton Charlian panggilan akrab mantan Kadiv Humas Polri yang sejak awal menjadi tokoh paling depan dalam pelestarian Situs Batu Melingkar Jahiang, berharap situs tersebut bisa menjadi kebanggan masyarakat Sunda, karena situs tersebut bisa menjadi bukti bahwa Sunda mempunyai sejarah panjang dalam peradaban, baik di Indonesia maupun dunia.


Abah Anton juga berharap Situs Batu Melingkar bisa dikembangkan dan dikelola oleh warga lokal khususnya Sunda, jangan sampai diambil dan dikuasai pihak asing.

“Orang lain mempunyai satu Circle Stone saja sudah bangga, kita di sini mempunyai puluhan, jangan sampai warisan sejarah ini dikuasai pihak asing. Situs yang terdiri dari puluhan kumpulan batu melingkar ini dianggap warisan budaya dan sejarah yang bernilai tinggi, dan baru pertama kali ditemukan di Indonesia, sehingga perlu dijaga dan dilestarikan. Jumlah Circle Stone yang ada di sini sebanyak 37 buah, bisa dikatakan, terbanyak di dunia. Warga masyarakat Desa Jahiang harus bangga dengan adanya situs ini,” paparnya.


Hadi Permana Sofyan selaku Ketua Ekspedisi Circle Stone mengungkapkan bahwa dari ekspedisi yang dilakukan, ia menemukan 37 batu melingkar atau Circle Stone dan diperkirakan masih banyak batu melingkar yang terkubur di komplek makam keramat Sembah Tuan Alam yang berlokasi di Desa Jahiang ini.
Selain batu melingkar, Hadi menyampaikan bahwa timnya menemukan beberapa gua yang berada di dekat lokasi batu melingkar tersebut. Diantaranya ada gua munding/kerbau yang mana Mitos Dongengnya pada jaman dahulu pernah terjadi peristiwa yang menggegerkan warga Jahiang, dimana ada seorang anak masuk ke gua tersebut dengan membawa seekor kerbau, sore hari saat anak tersebut keluar sudah menjadi kakek-kakek dan kerbaunya bertambah menjadi 10 ekor. Selain itu terdapat gua ular, yang ternyata pernah ditemukan dengan diameter mencapai 70 cm.

Baca Juga:  Jalan Sehat Jelang Muktamar Muhammadiyah di Kota Bogor


Kemudian ada hal yang sangat menakjubkan di komplek Batu Melingkar ini, yaitu ketika saat sebelum dilakukan excavasi sinyal HP maupun HT tidak Tertangkap, namun setelah 7 bulan lamanya dilakukan excavasi dan penelitian, dg Ditemukan Batu-batu Melingkar tersebut. sekarang HT bisa menjangkau lebih dari 150 km, Pertama dibuktikan langsung dengan menghubungi Villa yg berada di Batu Mahpar Singaparna yang berjarak 12 km bisa tersambung dan bisa berkomunikasi, kemudian tahu-tahu tersambung juga dengan Pos Pengawasan Gunung Cikuray dan Burangrang Kab.Garut ( 30 km ), serta Gn Ciremai Kuningan (150 km ).

“Bahkan sekarang sinyal HP pun yang didapatkan bisa 4G, kita bisa telefon, WA, bahkan videocall dari lokasi Batu Melingkar tersebut, padahal lokasi ini ditengah Hutan yg sangat jauh dari jangkauan Tower Telkom,” pungkasnya.

Dalam Kesempatan tersebut berbicara juga Dr. Undang Darsa mantan Ketua jurusan Program Sejarah dan Filologis Unpad dan Dr Elis Suryani Dosen Senior filologis dari Unpad yang menyatakan bahwa Penelitian yg dilakukan adalah sudah sesuai dengan Prosedur akademik yg ada. Dimana kemungkinan Cirkle Stone tsb merupakan peninggalan pra sejarah yg menghubungkan sistem Makro cosmos dg Mikro Cosmos. ( Dunia dimensi Bumi dg dimensi Tata surya). Echep S Yasa pun memberikan Sambutan yg menitik beratkan pentingya Peranan sistem Digital dlm rangka Pengembangan Informasi maupun Wisata Jahyang, baik sekala Nasional maupun International.


Setelah acara seremonial peresmian Situs Circle Stone (Batu Melingkar), kemudian acara dilanjutkan pemberian penghargaan dari Yayasan Lintas Budaya Nusantara, Yayasan Soekapoera dan Media Warisan Budaya Nusantara, kepada tim ekspedisi dan pembuatan monument serta Para tokoh Budaya Jawa Barat maupun Nusantara. (Red)***

Editor & Penerbit : Den.Mj

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *