Sorotrakyat.com | Kota Bogor – Program Sembako Merupakan pengembangan atau penyempurnaan dari Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), yang diharapkan Pemerintah Pusat Melalui Kemensos, agar lebih Tepat Sasaran, Tepat Jumlah, Tepat waktu, Tepat Harga dan Tepat Kwalitas, sehingga masyarakat Keluarga Penerimaan Manfaat (KPM), selain terpenuhi kebutuhan gizi juga dapat memotong mata rantai dugaan kecurangan, hingga mampu beradaptasi melakukan proses transaksi dengan alat berbasis digitalisasi.
Penomena kebalikan terjadi di Kelurahan Batu Tulis, Kecamatan Bogor Selatan. Terjadi kesemrawutan di E-warung Ike, penyebab nya disinyalir kurang profesionalitas dalam pelayanan, selain itupun masih adanya dugaan kebiasaan pengkolektifan kartu disebahagia kelompok KPM oleh oknum, hal ini mengemuka setelah adanya pernyataan yang disampaikan oleh sejumlah Narasumber.
Seperti halnya di sampaikan Siti Hasanah biasa di panggil Aas, ia sebagai ketua RW 002 menyampaikan kepada Wartawan Sorotrakyat.com, bermula adanya aduan warga keluarga penerima manfaat (KPM), bahwa (katanya) telah terjadi pengkolektifan kartu KKS sebahagaian, namun sebelumnya tidak melakukan kordinasi dengan baik, sehingga menghambat proses penyaluran hingga terjadinya penumpukan warga yang antri.
“Awalnya saya gak tau, kalau warga KPM gak ngadumah (mengadu). Katanya ada pengkolektifan kartu sebagian, dan ternyata pas saya turun ke sini (lokasi E-Warung) benar ada sebagian dikolektif dari pagi, nah tiba-tiba di panggil tapi ternyata orang nya gak ada, sementara yang ada malah numpuk, akhirnya menghambat semua, sehingga terjadilah penumpukan warga KPM,” jelas Aas, Selasa (16/11).
Pada akhirnya kasus pengkolektifan KKS pun makin mengkrucut, dugaan kuat ini tertuju ke masing-masing kelompok di wilayah RW, kebiasaan lama mereka lakukan itu penyebabnya, bersumber informasi disampaikan Aas ini walau masih bernada sumir, “kayaknya pengkolektifan ini dimasing-masing RW ya, mungkin sudah terbiasa,” ucapnya.
Selain itu, menurut Aas, situasi seperti ini terjadi Lantaran adanya rolling, “ini terjadi dikarenakan adanya rolling, dulu juga pernah terjadi kondisi seperti ini, akan tetapi tidak terlalu parah seprti saat ini, misal contoh di RW 002 ada 30 KPM, dibagi dua, 15 ke E-warung ini 15 ke Agen, nah sekarang kan di pilah, RW 002 dan RW 004 ke E-warung semua, sementara Agen kebagian RW 002, RW 006 & RW 007,” beber nya.
Masih kata Aas, “dulu itu ada dua program, ini E-warung sementara yang di RW 04 perluasan sembako, nah sekarang masing-masing yang terdekat dengan RW 002 itu kesini, mungkin ada orang baru yang memang tidak tau atau gak hafal akhirnya numpuk hari ini di sini,” sambungnya.
Ditempat yang sama keterang Aas juga diperkuat oleh Nana Suarna sebagai Ketua RT 004 di RW 002, ia mengungkapkan kekecewaannya terhadap proses penyaluran yang kali ini dilakukan di E-warung Ike, lantaran menurut Nana pun, adanya dugaan mendahulukan kelompok masyarakat yang Kartu Kesejahteraan Sosial (KKS) telah terkolektif oleh oknum, sehingga berdampak terhadap antrian dan kerumunan masyarakat di lokasi tersebut. kejadian ini di lihat secara langsung bukan saja oleh dirinya.
“Saya lihat sendiri di dalam amplop ada 3, ada 4 KKS dalam satu amplop nya, di panggil lagi di panggil lagi, mestinya kan sesuai antrian, seperti saya yang ikut antri malah tertumpuk hingga terlewati terus,” ungkap Nana bernada keluh kepada awak media, Selasa (16/11).
Masih kata Nana menyampaikan kekesalan, “kebetulan saya masuk kedalam kerumunan E-warung, pas ada tim pemeriksa, kan juga terjadi hal seperti itu,” cetus nya.
Harapan Nana, “agar teknis penyaluran nya dimana dengan sistim antrian seperti hal nya dialkukan di agen/E-warung lain,” pungkas nya
Keluhan lain disampaikan juga oleh ibu Nina (54) warga RT 003 RW 006, “di agen/E-warung sebelum nya sih dikasih informasi jam datang, selain itu juga di kasih nomber antrian jadi terarah, tapi di sini siapa yang cepat,” ujarnya, Selasa (16/11).
Sementara berita ini tayang, untuk E-Warung Ike belum dapat diwawancarai dikarena masih menumpuknya antrian para penerima bantuan program sembako dilokasi tersebut.
(Red)