Sorotrakyat.com | Opini – “Selamat hari kartini” slogan itu menghiasi media ataupun status WA setiap 21 April, setiap tahun. Sebagai bentuk penghormatan untuk yang dianggap pahlawan emansipasi perempuan Indonesia Raden Ajeng (R.A) Kartini.
Peringatan hari kartini sendiri berawal dari adanya keputusan Presiden RI No. 108 Tahun 1964 pada 2 Mei 1964. Tujuan peringatan hari Kartini adalah untuk menghormati perjuangan R.A Kartini untuk mewujudkan kesetaraan kesempatan antara laki-laki dan perempuan.
Walaupun R.A Kartini sudah tiada namun semangat dan kegighannya sangat membekas di masyarakat Indonesia, khususnya perempuan masa sekarang. Buah pemikiran, tulisan, serta jalan hidup yang menginspirasi, menyisakan makna tersendiri bagi perempuan Indonesia. Ini ditengarai memberi inspirasi bagi banyak kaum wanita negri ini. Sehingga wajar melahirkan banyak sosok perempuan Indonesia yang berjiwa kartini pada masanya masing-masing.
Setiap perempuan memiliki pemaknaan yang berbeda terkait ideologi yang sosok Kartini ini usung. Tentu saja tidak bisa di seragamkan karena setiap perempuan memiliki pemahamannya masing-masing.
Hemat penulis, bahwa perempuan harus melakukan perubahan itu adalah inti. Terlebih saat ini adalah era revolusi industri 4.0. Peran perempuan tidak hanya melulu cukup sebagai ibu rumah tangga, tetapi juga dituntut untuk berperan di luar rumah sebagai perempuan yang memiliki karier pengembangan kompetensi diri.
Pada era ini memberikan peluang besar bagi perempuan untuk berkiprah lebih luas. Tantangan yang di hadapi kaum perempuan dalam mengoptimalkan perannya dalam pembangunan, semisal bagaimana mengubah sikap masyarakat dan praktek budaya yang membatasi kemajuan perempuan. Disisi lain perempuan dituntut memiliki wawasan yang luas, cerdas dan melek akan teknologi.
Di kutip dari situs Kementrian Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia, Menteri Perindrustrian Dr. Agus Gumiwang Kartasasmita, M.Si berkata “Revolusi Indrustri 4.0 merupakan upaya transformasi menuju perbaikan dengan mengintegrasikan dunia online dan lini produksi di industri, dimana semua proses produksi berjalan dengan internet sebagai penopang utama”. Inilah ciri dari era 4.0 itu.
Wanita & Perubahan
Penulis menyimpulkan revolusi indrustri 4.0 merupakan era yang diwarnai oleh kecerdasan buatan, arah pembangunan pada revolusi indrustri keempat menuju pada ekonomi digital dan teknologi yang memiliki prospek yang menjanjikan. Secara tidak langsung era digital telah merubah pekerjaan manusia menjadi lebih cepat dan efisien.
Revolusi indrustri 4.0 seharusnya dapat di manfaatkan dan di kelola dengan baik oleh kaum perempuan karena memiliki prospek yang menjanjikan bagi posisi perempuan sebagai bagian dari peradaban dunia dan memajukan peran perempuan dalam pembangunan revolusi perubahan 4.0.
Oleh karena itu mesti ada perubahan yang kita ciptakan, perubahan bentuk dari keadaan sulit menuju perubahan yang lebih baik.
Perubahan menurut John Luwis dan John Philip Gillin adalah sesuatu yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima karena adanya perubahan kondisi geografi, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. prof. Selo Soemardjan mendefinisikan suatu yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi system sosialnya, adapun max weber mendefinisikan suatu situasi dalam masyarakat sebagi akibat adanya ketidaksesuaian unsur-unsur.
Merujuk pada definisi para ahli di atas jelaslah bahwa titik poinnya adalah pergeseran situasi. Melakukan perubahan bentuk dari keadaan sulit menuju keadaan yang lebih baik, salah satu unsur agar tercapainya sebuah perubahan mengacu pada proses komunikasi, pengambilan keputusan dan pemecahan maslah. Hanya perubahan yang menyelamatkan masa depan karena pada hakikatnya hidup ini tidak tersusun dari diamnya kita, tapi gerak dan peran besar yang akan menentukan mau dibawa kemana diri ini kedepan perubahan mutlak dan pasti akan terjadi dengan bergerak.
Simpulan
Di era 4.0 perempuan harus bisa memanfaatkan peluang yang ada, bergerak bukan hanya diranah rumatangga melainkan bergerak dibidang social dan bidang karir yang mereka sukai. Perempuan juga dituntut untuk kreatif dalam dunia digital ini, wanita harus mampu menunjukan diri bukan hanya kepada cakupan tingkat lokal akan tetapi mampu berkiprah ditingkat internasional. Media social sebagai wadah dalam mewujudkan itu semua. Memanfaatkan media social dengan bijak, maka akan mampu meningkatkan peran perempuan dizaman 4.0.
Mengapa dunia digital sangat membantu perempuan dimasa sekarang?
Karena perempuan berada didalam atau di luar rumah pun tidak menjadi penghalang bagi perempuan untuk mengasah kemampuan meniti karir. Jika kita tidak melakukan perubahan diri, maka kita akan terbelakang dan tertinggal oleh kemajuan zaman, meskipun tidak semua hal dapat di ubah, namun tanpa ada tindakan yang nyata, segala sesuatu tidak akan berubah.
Hemat saya, melakukan perubahan tidak harus secara fisik, peristiwa kebangkitan revolusi Perancis 1789, meskipun itu terjadi jauh di eropa sana, disaat belum ada teknologi telekomunikasi sama sekali, tetapi terbukti peradaban manusia dalam Demokrasi menjalar kemana seantero penjuru dunia.
Mengilhami perubahan dalam cara pandang kehidupan bahkan kenegaraan dunia. Untuk itu mari untuk melakukan perubahan sesuai dengan niat dan kemampuan. Mari membangun generasi yang tidak hanya bermimpi tapi juga memberikan inspirasi.
Meminjam istilah Prof Renald Kasali, mari wujudkan disrupsi/perubahan yang menjadi budaya baru yang lebih positif dan memberdayakan.
Ayo tunjukan inovasi terbaikmu tunjukkan dengan karya.
Penulis : Liana Ariesha Khoerudin
Mahasiswa Pascasarjana Institut Madani Nusantara. Angkatan X, Semester 2
Editor & Penerbit : Den.Mj