Pengiklan di Indonesia Beradaptasi dengan Aturan Privasi Data Baru

mencatat peningkatan jangkauan dan konversi untuk meningkatkan profitabilitas sebagai salah satu prioritas pemasaran teratas

Sorotrakyat.com | Jakarta — InMobi, penyedia konten, monetisasi, dan teknologi pemasaran terkemuka yang membantu pertumbuhan bisnis, hari ini merilis hasil studi yang dilakukan oleh Forrester Consulting tentang “Masa Depan Periklanan Seluler dalam Mengatasi Penghentian Data dan Identitas” (Future of Mobile Advertising in Tackling Data and Identity Deprecation).

banner 325x300

Studi ini menelaah dampak privasi data pada periklanan di Indonesia, menawarkan pemahaman mendalam tentang kesiapan pelaku bisnis dan rencana tindakan mereka di tengah perkembangan privasi data konsumen.
Studi ini menemukan bahwa dari sejumlah perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang periklanan, 17% berada di tahap awal dan 46% berada di tahap menengah terkait kematangan praktik manajemen privasi data konsumen.

Hanya 37% perusahaan yang mengklaim kematangan dalam menyeimbangkan privasi data konsumen dan keterlibatan pelanggan yang dipersonalisasi, serta dalam memberikan solusi yang berarti bagi klien mereka.

Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa 90% responden (terdiri dari pengambil keputusan bisnis) di Indonesia percaya bahwa mengingkatkan jangkauan dan konversi untuk meningkatkan profitabilitas menjadi prioritas yang sangat penting dalam pemasaran.

Hal ini kemudian menyangkut pada tantangan terkait privasi, di mana 65% responden mengakui kemampuan pengguna untuk memblokir pengenal mereka terhadap pengiklan (identifier for advertisers/IDFA) sebagai tantangan utama pemasaran.

Saat berbicara tentang laporan tersebut, Rishi Bedi, Managing Director untuk Asia Pasifik di InMobi, berkomentar, “Ekosistem periklanan di Indonesia menunjukkan tingkat kesiapan yang moderat terhadap data dan identitas. Publisher di kawasan ini lebih maju dalam praktik privasi data konsumen daripada brand dan agensi media yang tampaknya berjuang untuk membangun budaya yang menghargai privasi dan mengikuti peraturan yang ada,” ujarnya, Jum’at 24/06.

Baca Juga:  Sikapi Inflasi Pemkab Bandung Anggarkan Rp 31 Miliar

Memperoleh dukungan eksekutif untuk pengelolaan data dan program tata kelola yang baik dapat membantu bisnis mengatasi tantangan ini.”

Studi ini membagikan wawasan tambahan tentang kekhawatiran pengiklan terkait pedoman privasi data baru, serta persepsi mereka tentang opsi penargetan iklan alternatif di masa mendatang:
63% responden menyoroti bahwa perhatian utama pada penghapusan identitas iklan secara bertahap adalah ketersediaan data berkualitas untuk membangun persona konsumen atau memahami atribut ekonomi.

59% responden menyatakan khawatir atas ketidakmampuan untuk mengambil tindakan atas data pembeli dan pelanggan.
46% responden sudah menggunakan penargetan kontekstual sebagai metode iklan alternatif untuk menyajikan pesan yang dipersonalisasi kepada konsumen berdasarkan demografi, preferensi, dan perilaku dalam aplikasi.

35% responden melakukan penargetan berbasis aturan yang memungkinkan bisnis beralih pengalaman aplikasi berdasarkan “aturan” seperti geografi pengguna, sistem operasi, browser, perangkat, dan lainnya.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Masa Depan Periklanan Seluler dalam Mengatasi Data dan Laporan Penghentian Identitas, kunjungi https://go.inmobi.com/tackling-identity-with-mobile-2022-apac/ atau hubungi [email protected].

( Shanty Rd )

Editor & Penerbit : Den.Mj

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *