Cepot Jadi Pembawa Pesan Sumpah Pemuda di Bogor

Relawan Sodara foto bersama dengan Wakil Walikota Bogor Drs. H. Dedie A Rachim M.M., Dr. Kun Nurachadijat MBA, Ketum Garda Jawara Silat (GJS) Habib Ismail Al Jufri serta Dalang Ki Drajat.

Sorotrakyat.com | Kota Bogor – Bertempat di Aula Dakwah Muhammadiyah, di Gedung Pengurus Daerah Muhammadiyah jl Merdeka 118 Kota Bogor, Komunitas Sobat Dedie Rachim atau SODERA menggelar Talkshow Ngopi (Ngobrol Pintar) bersama Cepot dalam rangka internalisasi nilai nilai Sumpah Pemuda di peringatan yang ke 95.

Talkshow yang dihadiri oleh mayoritas anggota Sodera dari seluruh kecamatan se Kota Bogor ini mengundang Narasumber Tokoh Bogor multitalenta Dr. Kun Nurachadijat, Caleg untuk DPR RI dari PKS Sri Pangesti Budi Utami, S.Pd, SE.Ak,MM dan Ketua Umum Pengurus Pusat Garda Jawara Silat (GJS) Habib Ismail Al Jufri, serta Cepot dengan Dalang Ki Drajat.

banner 325x300

Acara meski di tengah terik matahari itu tetap terasa segar, karena celotehan celotehan spontan jenaka dari Cepot ditimpali spontan juga oleh Dr Kun yang Narsum merangkap menjadi Moderator pula. Deraian gelak tawa namun tetap menyimak materi yang para Narsum berikan, memberi makna tersendiri dalam memberi arti nilai nilai Sumpah Pemuda di usianya yang ke 95.

“Acara Talkshow ini, murni usulan Dr Kun, seorang doktor yang sangat paleng, gaya Koboy yang disambut oleh Ki Dalang Drajat, sehingga meskipun digagasnya hanya empat hari lalu, terbukti sangat meriah dan mengena. Betul betul proyek sangkuriang,” tutur Koordinator Sodera, Hendra Gunawan dalam sambutannya yang diiringi tepuk tangan riuh peserta.

Narsum Sri Pangesti dalam materinya dengan penuh haru menjelaskan bahwa meskipun dia orang Madiun, namun berkat Sumpah Pemuda psikological block SARA kini sudah tidak ada lagi.

“Terus terang saya nyaman di Bogor, dan ingin berdamba bakti untuk masyarakat di Bogor ini sebagai daerah pemilihan saya. Saya sangat haru karena ayah saya yang memiliki penghargaan bintang gerilya sebagai pejuang dari pemerintah, selalu wanti wanti itu kala hidupnya. Dan itu yang membuat saya, Alhamdulillah seperti sekarang ini,” ujar Sri sambil tersekat dan berkaca kaca.

Baca Juga:  KTT Peringatan 45 Tahun ASEAN-Uni Eropa, Presiden Bertolak ke Belgia

Sedangkan Ketum GJS Habib Ismail, lebih menyoroti pentingnya kebudayaan bangsa Indonesia saat ini. Budaya merupakan sebagai jati diri bangsa dan jadi garda terdepan, bahkan peran bela diri Penca Silat adalah bukan hal baru dalam turut mengikat persatuan bangsa, dan juga tercatat banyak sekali para pejuang kemerdekaan adalah pesilat kala itu.

“Oleh karena itu, sudah saatnya pemerintah menggalakkan lagi budaya kearifan lokal terutama Silat sebagai wahana pembinaan mental dan sikap yang ditanamkan sedini mungkin dan masuk kurikulum pendidikan formal,” tegas Ki Ismail sapaan akrabnya.

Pembicara tambahan, yang menggantikan Sri Pangesti, yang harus meninggalkan acara karena ada keluarga dekatnya berpulang, tokoh Aisiyah Kota Bogor sekaligus Caleg dari partai Umat, Mariyatul Kiftiyah menandaskan bahwa agar para remaja tetap berada dinilai nilai Sumpah pemuda, sebagai orang tua harus banyak mendoakan disertai memberi pujian kepada anak anaknya bila berprestasi.

“Saya tidak pernah bosan mengusulkan agar Sumpah Pemuda diubah peringatannya menjadi Sumpah Bangsa, karena di kongres 95 tahun silam itu, kali pertama istilah bangsa Indonesia dan semangat untuk mewujudkan menjadi sebuah bangsa yang dunia akui, dimulai” tegas Dr Kun, yang juga pimpinan Forum Komunikasi Kewaspadaan Dini (FKDM) kota Bogor, yang belum lama ini ditahbiskan rekan rekan aktifis UI tahun 1990an sebagai Ketum Proui pusat.

Talkshow yang bersahaja namun khidmad dan meriah ini, ditutup langsung oleh Wakil Walikota Bogor, Dedie Rachim yang datang menjelang acara berakhir.

“Wujud nilai nilai Sumpah Pemuda kekinian adalah bila kita sekarang bersikap lebih mengedepankan penggunaan energi yang terbarukan, karena energi yang terbarukan atau renewable resources itu tidak menimbulkan polusi,” ujarnya.

Masih kata Dedie, “Jadi bentuk cinta tanah air sekarang, bukan harus angkat senjata seperti para pejuang kemerdekaan, namun dengan menjaga kebersihan, penggunaan energi yang bijak serta selalu memprioritaskan penggunaan energi yang tidak berlimbah karbon, itu adalah bentuk cinta tanah air yang Sumpah Pemuda amanahkan,” pinta Dedie sekaligus menutup acara.

Baca Juga:  Presiden Indonesia Lakukan Pertemuan Bilateral dengan Presiden Komisi Eropa

Talkshow ini ditutup dengan foto bersama wakil walikota bersama narasumber dan peserta, yang kemudian dilanjutkan dengan ramah tamah Wakil Walikota dengan para pengurus Daerah Muhammadiyah. (Red)

Editor & Penerbit: Den.Mj

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *