Aliansi Komunitas Budaya Jawa Barat: Merajut Sinergi di Jantung Peradaban Sunda

Bumi Ageung Batu Tulis Bergema! Halal bi Halal Aliansi Komunitas Budaya Jawa Barat: Tokoh Penting Bahas Masa Depan Budaya Sunda di Kota Bogor.

Sorotrakyat.com | Kota Bogor – Gemuruh persaudaraan dan semangat pelestarian budaya menggema di Bumi Ageung Pakwan Padjadjaran, Batu Tulis, Bogor Selatan, pada Sabtu (12/4/2025). Aliansi Komunitas Budaya Jawa Barat sukses menggelar acara Halal bi Halal yang tak sekadar menjadi ajang silaturahmi, namun juga panggung konsolidasi kekuatan budaya dari berbagai penjuru Tatar Pasundan. Organisasi masyarakat (ormas), lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang berkhidmat pada seni dan budaya, sanggar-sanggar yang menari dalam harmoni tradisi, hingga beragam paguyuban budaya, semuanya berbaur dalam kehangatan Bumi Leluhur.

Keistimewaan acara ini semakin terpancar dengan kehadiran para pemangku kebijakan dan tokoh-tokoh penting. Direktur Jenderal Kementerian Kebudayaan hadir memberikan apresiasi mendalam atas inisiatif Aliansi yang gigih menjaga denyut nadi kebudayaan Jawa Barat. Dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat pun terasa, diwakili oleh komitmen provinsi dalam melestarikan warisan budaya di akar rumput.

banner 325x300

Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, dalam sambutannya yang penuh antusiasme, menggarisbawahi peran krusial komunitas budaya sebagai garda terdepan penjaga identitas daerah dan benteng nilai-nilai luhur bangsa.

“Kota Bogor merasa terhormat menjadi tuan rumah bagi perhelatan yang sarat makna ini. Sinergi yang terjalin antara pemerintah dan komunitas budaya adalah fondasi utama untuk mewariskan permata budaya leluhur kita kepada generasi mendatang,” tuturnya dengan penuh harap.

Riuh tepuk tangan membahana menyambut kehadiran Prof. (hor) dr. Kun nurachadijat SE.,MBA., seorang tokoh masyarakat kharismatik yang juga merupakan pembina Forum Masyarakat Putra Daerah Bogor Raya. Dalam orasi budayanya yang membakar semangat, beliau menyoroti urgensi adaptasi budaya di era digital tanpa tercerabut dari akarnya. Dengan gaya bicara yang khas, diselingi kisah inspiratif tentang kearifan lokal yang relevan dengan tantangan zaman, beliau menekankan peran sentral generasi muda sebagai pewaris dan pengembang estafet kebudayaan.

Baca Juga:  Presiden Ajak Tingkatkan Optimisme dalam Pengendalian Inflasi

“Jangan biarkan globalisasi menggerus jati diri kita. Justru, jadikan kekayaan budaya sebagai modal untuk berkreasi dan berinovasi di kancah dunia. Ingatlah pepatah ‘adat kakurung ku iga’, budaya adalah identitas yang melekat dalam diri, namun ia harus lentur menghadapi perubahan zaman, seperti halnya bambu yang tertiup angin namun tetap kokoh berdiri,” tegas Prof. Kun, disambut anggukan setuju dari para hadirin.

Lebih lanjut, Prof. Kun yang dikenal dengan visi merah putih nya yakni memiliki visi jauh ke depannya, menyampaikan harapannya terkait masa depan Aliansi dan kebudayaan Jawa Barat secara keseluruhan. Beliau membayangkan terwujudnya jembatan kolaborasi yang kokoh antara generasi muda dan para sesepuh, pemanfaatan kecanggihan teknologi sebagai etalase budaya yang mendunia, hingga terciptanya program-program budaya yang berkelanjutan, memberdayakan masyarakat, dan memberikan dampak ekonomi yang signifikan.

“Saya bermimpi melihat Aliansi ini menjadi lokomotif perubahan, yang tidak hanya melestarikan, tetapi juga memberdayakan ekonomi kreatif berbasis budaya. Bayangkan, anak-anak muda kita tidak hanya bangga dengan gamelan dan tari jaipong, tetapi juga mampu menciptakan konten digital yang mempromosikannya ke seluruh dunia, atau mengembangkan produk kriya yang berdaya saing global dengan sentuhan kearifan lokal,” harapnya dengan nada optimis.

Suasana kekeluargaan pasca perayaan Idul Fitri begitu kental mewarnai acara ini. Bumi Ageung Pakwan Padjadjaran, dengan aura mistis dan keagungan budaya Sunda yang membalut, menjadi saksi bisu bertemunya para pejuang budaya dari berbagai latar belakang. Pemilihan lokasi yang sarat sejarah ini bukan sekadar kebetulan, melainkan sebuah ikhtiar untuk memperdalam rasa cinta dan memiliki terhadap warisan agung para leluhur.

Ketua Aliansi Komunitas Budaya Jawa Barat ki Iman Sobari kepada awak media Sorotrakyat.com menyampaikan, “Halal bi Halal ini secara khusus dipersembahkan bagi seluruh anggota Aliansi Komunitas Budaya Jawa Barat. Lebih dari sekadar ritual saling memaafkan, acara ini menjelma menjadi forum strategis untuk merajut kembali benang persaudaraan yang mungkin sempat terurai, dan yang lebih esensial, menyatukan visi dan misi dalam melestarikan serta mengembangkan kekayaan budaya Jawa Barat,” ucapnya.

Baca Juga:  KPRI Beriman, Koperasi Teraudit dan Dapatkan Predikat WTP

Ditempat yang sama, salah satu penasehat Aliansi Komunitas Budaya Jawa Barat H. Qomarudin sekaligus Ketua umum Forum Masyarakat Putra Daerah Bogor Raya juga menyampaikan Momentum berharga ini diharapkan dapat menstimulasi lahirnya ide-ide brilian dan sinergi yang lebih solid antar organisasi.

“Para anggota Aliansi didorong untuk memanfaatkan kesempatan emas ini untuk bertukar gagasan, berbagi pengalaman pahit manis dalam perjuangan budaya, dan memperkuat komitmen kolektif dalam memajukan kebudayaan Jawa Barat di setiap lini kehidupan,” ujarnya.

“Dengan semangat persatuan yang membara dan visi yang terarah, Aliansi Komunitas Budaya Jawa Barat yakin dapat memberikan kontribusi yang lebih nyata dan bermakna dalam menjaga keindahan budaya Jawa Barat dan mewariskannya kepada generasi penerus bangsa,” pungkasnya. (DR)

Editor & Penerbit: Den.Mj

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *