Sorotrakyat.com | Kota Bogor – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mengambil langkah progresif dalam upaya meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pejalan kaki dengan memulai proses penggantian Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Paledang yang selama ini bermasalah, menjadi pelican crossing yang lebih modern dan aman. Keputusan ini diambil sebagai respons atas berbagai persoalan yang melekat pada JPO tersebut sejak awal pembangunannya.
Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, mengungkapkan bahwa JPO Paledang tidak hanya menimbulkan kekhawatiran terkait kekuatan konstruksi dan kemiringan tangga yang ekstrem, tetapi juga menjadi sumber masalah keamanan dan sosial di kawasan tersebut.
“JPO Paledang itu sejak awal selalu menyisakan masalah. Bukan hanya soal keselamatan konstruksi dan elevasi tangga yang terlalu curam, tetapi juga masalah keamanan dan sosial,” tegas Dedie Rachim pada Minggu (27/4/2025), menyoroti kompleksitas isu yang melatarbelakangi penggantian fasilitas penyeberangan ini.
Lebih lanjut, stigma negatif bahkan melekat pada JPO Paledang di mata masyarakat. Beredar kabar bahwa JPO tersebut dijuluki “JPO aborsi” lantaran adanya cerita mengenai ibu hamil yang mengalami keguguran setelah bersusah payah menaiki tangga curam di penyeberangan itu. Selain itu, lokasi tersebut juga sempat menjadi tempat yang rentan terhadap tindak pencopetan dan aktivitas pedagang kaki lima (PKL) liar yang menambah kesan kumuh dan tidak aman.
Menyadari permasalahan yang berkepanjangan ini, Pemkot Bogor telah mengambil langkah strategis sejak tahun 2023 dengan meminta kajian teknis terkait penggantian JPO Paledang dengan konsep pelican crossing. Langkah ini terinspirasi dari keberhasilan implementasi serupa di kawasan Sudirman-Thamrin, Jakarta, di mana penghapusan sejumlah JPO dan penggantiannya dengan zebra cross yang dilengkapi lampu lalu lintas khusus pejalan kaki terbukti efektif meningkatkan keselamatan. Konsep ini juga sejalan dengan tren di berbagai kota modern di dunia yang mengutamakan fasilitas penyeberangan yang aman dan ramah bagi pejalan kaki.
“Langkah rencana bertahap akan dilakukan pembersihan dan penghilangan kekumuhan JPO Paledang sebelum diganti dengan pelican crossing dimulai dengan pemangkasan atap. Tujuannya, agar tidak lagi menjadi tempat mangkal PKL, sambil menunggu kajian penghapusan aset dan pergantian dengan penyeberangan yang lebih aman,” jelas Dedie Rachim, menguraikan tahapan awal dari proses transformasi ini. Pemangkasan atap JPO diharapkan dapat menghilangkan daya tarik bagi PKL liar dan mengurangi potensi masalah sosial di sekitar area tersebut.
Saat ini, proses penghapusan aset JPO Paledang dan pembangunan pelican crossing masih dalam tahap berjalan. Pemkot Bogor memberikan jaminan bahwa seluruh tahapan akan dikawal secara seksama hingga tuntas. Komitmen ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam menghadirkan fasilitas penyeberangan yang lebih layak, aman, dan humanis bagi seluruh warga Kota Bogor, sekaligus menjawab keresahan masyarakat terkait keberadaan JPO Paledang selama ini. Dengan penggantian ini, diharapkan kawasan Paledang akan menjadi lebih tertib, aman, dan nyaman bagi seluruh pengguna jalan, khususnya para pejalan kaki. (DR)
Editor & Penerbit: Den.Mj