Situs Sumur Tujuh Terancam Hilang: Budayawan Desak Pemkot Bogor Kaji Ulang Rencana Jalan Batutulis

Budayawan dan tokoh adat Kota Bogor menyampaikan aspirasi kecaman proyek pembangunan jalan baru di Jalan Saleh Dasasmita yang berpotensi merusak situs bersejarah Sumur Tujuh. Mereka mendesak Pemkot Bogor untuk mencari solusi alternatif yang tidak mengorbankan cagar budaya peninggalan leluhur Kerajaan Pajajaran.

Sorotrakyat.com | Kota Bogor — Rencana pembangunan jalan baru sebagai pengganti Jalan Saleh Dasasmita, Batutulis, Bogor Selatan, mendapat tentangan keras dari para budayawan dan tokoh adat Kota Bogor. Mereka menyuarakan kekhawatiran besar bahwa proyek tersebut akan mengancam kelestarian situs-situs bersejarah, khususnya Sumur Tujuh yang berada di dekat makam keramat Embah Dalem.

Budayawan sepakat bahwa perbaikan akses jalan sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang kesulitan akibat jalan yang ambles. Namun, mereka menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur tidak boleh mengorbankan cagar budaya peninggalan leluhur Kerajaan Pajajaran.

banner 325x300

“Kami sepakat jalan ini perlu segera dibangun, karena masyarakat kesulitan akses. Tapi pemerintah tidak boleh abai terhadap pelestarian situs leluhur. Kalau jalan dipaksakan melewati Sumur Tujuh, itu sama saja menghancurkan bukti sejarah,” kata Lufti Suyudi, perwakilan budayawan, pada Senin (25/8).

Kritik para budayawan semakin tajam karena mereka merasa tidak dilibatkan dalam proses kajian rencana pembangunan tersebut. Mereka menduga kajian dibuat terburu-buru, tanpa memperhatikan aspek perlindungan cagar budaya.

Oleh karena itu, para budayawan menuntut agar pemerintah mencari alternatif jalur lain yang tidak merusak situs bersejarah. Mereka juga mendesak agar proses kajian melibatkan budayawan, sejarawan, dan arkeolog sejak awal, sehingga keputusan yang diambil tidak hanya berorientasi pada kepentingan transportasi, tetapi juga menjaga warisan leluhur.

Menurut Lufti, pembangunan jalan adalah kewajiban pemerintah, tetapi melestarikan situs sejarah adalah kewajiban negara. Ia menekankan pentingnya menjaga identitas Kota Pusaka Bogor.

“Bogor ini kota pusaka. Jangan sampai pembangunan menimbulkan konflik, tetap jaga silihwangian. Kota Pakuan Pajajaran bukan hanya milik Bogor, tapi milik Nusantara yang harus dijaga nilai-nilai tradisi dan kearifan lokalnya,” tegas Lufti.

Para budayawan berharap pemerintah tidak mengorbankan bukti sejarah demi proyek pembangunan.

Baca Juga:  SOSIALISASI NILAI LUHUR PANCASILA, BEM HMCH FPIPS UPI BERHASIL SELENGGARAKAN FESTIVAL KABARET SOPAN KALUHUR 6

“Jangan sampai generasi kita kehilangan bukti peninggalan leluhur karena proyek yang salah arah,” tutupnya.
(KDR)

#JalanBogor #BogorSelatan #BogorPusaka #CagarBudaya #SitusSejarah #PembangunanBogor #SumurTujuh #Batutulis #LindungiSitusSejarah #Pajajaran #KotaHujan #KDM #KementerianBudaya

Editor & Penerbit: Den.Mj

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *