Sorotrakyat.com | Kota Bogor — Pasca dikeluarkannya kebijakan perpanjangan PPKM Darurat oleh Presiden Joko Widodo. Komisi IV DPRD Kota Bogor menggelar rapat dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor.
Rapat yang dipimpin oleh Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Bogor Endah Purwanti, diikuti oleh anggota Komisi IV lainnya yaitu Devie Prihartini Sultani, Anna Mariam Fadilah, Sri Kusnaeni, Achmad Saeful Bakhri, Ence Setiawan, Enny Indari, Jatirin, Achmad Rifky Alaydrus, Syarif Hidayat Sastra dan Mochamad Zaenal Abidin.
Dalam rapat yang digelar melalui zoom meeting ini, Endah menyoroti terkait kesiapan Kota Bogor dalam menangani pasien Covid-19 yang belum terlayani dan insentif tenaga kesehatan.
Sebab berdasarkan data yang disampaikan oleh Kepala Dinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno, belum menunjukkan adanya penurunan kasus positif selama pelaksanaan PPKM Darurat ini. Sehingga menurut Endah, perlu adanya penambahan kembali ketersediaan tempat tidur untuk ruang IGD atau ICU.
“Kita bisa memaksimalkan puskesmas yang ada dengan memberikan konsentrator oksigen di setiap puskesmas yang nantinya akan digunakan oleh warga yang isoman. Bayangkan saja saat ini masih ada 7000 warga yang melakukan isoman,” ujar Endah.
Lebih lanjut, Endah pun mengungkapkan RSUD Kota Bogor menyatakan diri siap untuk dijadikan rumah sakit penanganan Covid-19 secara keseluruhan. Hal ini berdasarkan instruksi presiden dimana disetiap Kota atau Kabupaten perlu memiliki rumah sakit yang khusus menangani Covid-19.
“Jadi RSUD tadi menyatakan diri siap untuk menjadi RS yang menangani Covid-19 secara penuh dan kita dukung ini,” ujar Endah.
Tak hanya itu, Endah juga turut menyoroti terkait insentif nakes yang diperkirakan untuk bulan januari dan februari akan cair dalam waktu dekat ini.
Ia pun mengaku akan mendorong pelaksanaan refocusing anggaran yang akan difokuskan untuk insentif nakes, mempersiapkan puskesmas untuk melayani Covid-19 secara maksimal dan kebutuhan lainnya.
“Perlu terus disuport perjuangan para nakes semua. Terimaksih buat diskusi siang ini. Refokusing anggaran untuk percepatan penanggulangan covid. komunikasi dengan anggota DPR RI untuk support,” tegasnya.
Lebih lanjut, Kepala Dinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno mengungkapkan selama pelaksanaan PPKM Darurat peningkatan kasus mencapai 29 ribu. Dengan data tambahan berupa saat ini sedang krisis nakes, karena ada sekitar 400 nakes sedang isoman.
“Nakes kelelahan jadi imun turun mudah terpapar. Dengan peningkatan kasus, isoman yang jadi tanggungjawab puskesmas untuk memantau, kolaborasi denga IDI dan IBI lewat telemedicine. Ini salah satu upaya kita,” ujar Retno.
Sedangkan, Dirut RSUD Kota Bogor Ilham Chaidir memaparkan bahwa saat ini RSUD akan dikonversi perlahan. Sebab ruang Isolasi untuk dewasa full.
Tak hanya itu, RSUD Kota Bogor juga terkendala ketersediaan oksigen, terlebih dalam hal pengisian.
“Pasien yang datang ke RSUD saturasi sudah 70 persen, sudah berat. Bahkan di ICU sendiri daftar tunggu sudah 31 antrian. Dengan adanya RS lapangan dikira dapat backup icu, ternyata masalahnya di oksigen juga terbatas. Lebih baik akan kami tangani semampu kita. Untuk Pasokan oksigen ada 4 strategi, pipanisasi memakai oksigen sentral. Maksimalisasi generator oksigen, dari kemenkes dan banprov. Memperbanyak tabung 6 kubik dan pengawasan efisiensi oksigen,” pungkasnya. (Red)*
Editor & Penerbit : Den.Mj