Sorotrakyat.com | Kota Bogor – Saat Wali Kota Bogor, Bima Arya menjadi pembicara Diskusi Publik Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM-KM) IPB University mengenai kondisi Kota Bogor Tahun 2021 dan informasi perencanaan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor ke depan, Bima Arya menjelaskan langkah-langkah yang dijalankan Pemkot Bogor bersama berbagai pihak dalam bidang kesehatan hingga bidang ekonomi.
Menurut Bima Arya kesuksesan Indonesia dalam menangani pandemi Covid-19 ditentukan tiga aspek, yaitu kolaborasi dengan para periset dan akademisi dalam menentukan langkah, rantai koordinasi yang canggih dari otoritas birokrasi dan struktur sosial yang merata sampai di lapisan terbawah masyarakat.
“Itu tiga hal yang menyebabkan Indonesia relatif bisa menaklukan Covid-19 dibanding negara lain. Ketiga hal itu tidak ada di negara seperti Thailand, Singapura, Australia maupun negara lain. Hanya di Indonesia, ketika dunia terpukau kenapa Indonesia bisa cepat dalam menangani pandemi Covid-19, ketiga hal tersebut jawabannya menurut saya,” kata Bima Arya di Auditorium Sekolah Bisnis IPB University, Jalan Pajajaran, Kota Bogor, Sabtu (16/10/2021).
Kondisi Kota Bogor saat ini lanjut Bima Arya, merupakan kondisi yang tidak dibayangkan sebelumnya. Berdasarkan data dinas terkait di rumah sakit saat ini yang tersisa tinggal 45 pasien Covid-19. Keadaan ini sangat jauh berbeda jika dibandingkan awal PPKM yang berjumlah 9 ribu pasien.
Bahkan, wali kota menyebut, beberapa hari ini dibawah 5 kasus, bahkan sempat nol penambahan kasus. Kondisi tersebut didapat bukan dengan cuma-cuma, tetapi hasil dari perjuangan ‘berdarah-darah’ di tengah kondisi yang tidak mudah bersama berbagai pihak yang terlibat, mulai dari RT dan RW yang menjadi ujung tombak.
“Kita tidak boleh berdiam diri, tetapi kita harus dijadikan motivasi untuk menjemput peluang, salah satunya dengan membaca trend ke depan yang ada seperti apa. Salah satu yang ramai adalah wisata alam,” katanya.
Sebagaimana diketahui awal pandemi ditambah penerapan PPKM, seluruh pemerintah daerah di Indonesia tertatih-tatih dalam menyusun kebijakan dalam menangani pandemi Covid-19.
Di Kota Bogor, Pemkot Bogor bersama TNI, Polri, akademisi hingga masyarakat bersama-sama menangani pandemi Covid-19 di Kota Bogor. Bima Arya mengatakan, penanganan yang menjadi langkah harus berdasarkan riset dan data, bekerja sama dengan pihak lain, salah satunya dengan IPB University.
“Dari situ kita menyusun dan mengambil langkah-langkah penanganan,” ujarnya didampingi Kepala Dishub, Eko Prabowo, perwakilan DKPP dan Dinas PUPR Kota Bogor.
Kepada para peserta, Bima Arya membeberkan langkah dan upaya kolaborasi yang dilakukan semua pihak dalam menangani pandemi Covid-19 di Kota Bogor, mulai dari awal hingga kondisi saat ini.
Termasuk memaksimalkan teknologi informasi untuk memberi akses bagi pihak-pihak yang ingin berkontribusi. Serta berupaya recovery sektor ekonomi.
Banyak pihak yang memberikan bantuannya untuk membantu warga Kota Bogor yang terdampak, baik secara ekonomi maupun kesehatan. Mulai dari ibu-ibu arisan hingga perusahaan, mulai dari 10 dus air mineral hingga paket sembako.
“Ini contoh hebatnya orang Bogor. Hasil riset juga menyebutkan, sebagian besar warga Bogor lebih senang memberi daripada menerima. Itu watak dasar orang Bogor,” tegas Bima Arya.
Ketua Satgas Covid-19 Kota Bogor ini menyampaikan data terkait penanganan pandemi Covid-19, utamanya dalam proses vaksinasi akan dikonsolidasikan kembali agar didapat data ril capaian proses vaksinasi di Kota Bogor.
Pandemi Covid-19 diungkapkan Bima Arya merupakan ujian bagi semua kalangan, untuk semua pemimpin di berbagai level, mulai dari presiden hingga ketua RT.
Secara pribadi kata dia, pandemi Covid-19 memberikan kesempatan dan pembelajaran bagi dirinya untuk mengidentifikasikan dan menunjukkan mana pihak yang menjadi kawan dan juga lawan.
“Yang namanya perang, semua karakter terbuka. Selama hampir dua tahun ini kita berperang dalam pandemi Covid-19 hingga saat ini, saya belajar banyak sekali hal. Sebagai pemimpin saya merasa banyak kurangnya dan terus berikhtiar memperbaikinya, kita harus tahu siapa lawan kita. Dan semua hal itu menjadi pelajaran berharga,” katanya.
Rektor IPB University, Prof Arif Satria dalam kesempatan itu menyampaikan, peran mahasiswa di dunia ketiga secara sosial politik masih sangat diperlukan karena proses demokrasinya masih terus berjalan, berbeda dengan di negara maju.
“Mahasiswa di dunia ketiga masih menjadi kelompok elit yang secara sosial politik juga penting namun ke depan, peran tersebut secara perlahan akan berkurang dan bisa tergantikan. Saya melihat forum ini menjadi penting karena dialog itu menjadi bagian yang penting dan mudah diterima dibanding dialog bawa poster menggunakan megaphone. Ukurannya adalah rasionalitas sesuai hukum dan ini juga menjadi proses pendidikan politik yang sangat baik,” katanya. (Red)
Editor & Penerbit : Den.Mj