Inilah Sejarah Jaringan Kota Pusaka Indonesia

Sorotrakyat.com | Mendekati acara Kongres Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) ke-V yang akan terselenggara di Kota Bogor. Awalnya dimana acara itu berkesinambungan dan berkaitan erat denhan adanya penyelenggaraan Konferensi dan Pameran Organisasi Kota Pusaka Eropa-Asia yang pada saat itu diselenggarakan di Kota Surakarta di tahun 2008.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Eksekutif JKPI, Asfarinal yang dalam kesempatannya diwawancarai oleh awak media Sorotrakyat.com pada Rabu 1 Desember 2021. Berlanjut dari konferensi dan pameran, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Ir. Jero wacik bersama dengan 12 Walikota (Ambon, Banda Aceh, Baubau, Bengkulu, Bogor, Jakarta Utara, Pangkal Pinang, Salatiga, Sawahlunto, Solo, Ternate, Yogyakarta) mencetuskan gagasan untuk terciptanya pelestarian pusaka di Indonesia dengan mendirikan organisasi JKPI pada tanggal 26 Oktober 2008 dan saat itu Kota Solo menjadi saksi sejarah kelahirannya.

banner 325x300

Pada awal kelahirannya, organisasi JKPI hanya beranggotakan 12 kota se-Indonesia. Para pendiri JKPI akhirnya bersepakat mendeklarasikan organisasi, sehingga akhirnya tertuang dalam Deklarasi Surakarta di bidang pusaka (warisan budaya) yang dilangsungkan di Joglo belakang rumah Dinas Walikota Solo saat itu.

Seiring berjalannya waktu, melalui diskusi resmi pada forum-forum prakongres, kongres, dan Rakernas JKPI berjalan; akhirnya disepakati daerah yang berstatus kabupaten diperkenankan menjadi anggota JKPI sepanjang memenuhi kriteria dan berkomitmen dalam pelestarian pusaka (tangible and intangible heritage).

JKPI sendiri adalah suatu organisasi di antara pemerintah kota dan atau pemerintah kota/kabupaten yang mempunyai keanekaragaman pusaka alam dan atau pusaka budaya (tangible dan intangible), yang bertujuan untuk bersama-sama melestarikan pusaka alam dan pusaka budaya sebagai modal dasar untuk membangun ke masa depan. Adapun tujuan didirikan JKPI adalah:

  • Mengembangkan kerja sama di antara kota-kota yang mempunyai pusaka alam dan pusaka budaya yang penting.
  • Mengembangkan kerja sama untuk melestarikan pusaka bersama para pemangku kepentingan.
  • Mendorong peran aktif masyarakat dalam pelestarian pusaka dan pengembangannya yang positif dalam kehidupan bermasyarakat
  • Menginventarisasi kekayaan warisan pusaka dari anggota JKPI.
  • Mengembangkan pemahaman keberagaman alam dan budaya untuk memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  • Sebagai wadah promosi pusaka yang ada bagi anggota JKPI.
Baca Juga:  Rekrutmen Pasanggiri Moka 2021 Kota Bogor Harus Progresif, Inovatif dan Jemput Bola

dan serta Organisasi JKPI merupakan organisasi yang bersifat nirlaba, mandiri, dan tidak dimaksudkan untuk memajukan kepentingan, atau terikat dengan, suatu golongan atau aliran politik tertentu.

Kongres Pertama JKPI

Pada tanggal 23 hingga 25 Oktober 2009, kongres JKPI pertama di Kota Sawahlunto digelar di Sumatera Barat.
Dalam kongres saat itu, terkukuhkannya kepengurusan JKPI periode 2009-2012 dengan tampuk roda pimpinan Walikota Sawahlunto, Ir. Amran Nur dan Wakil Ketua dipegang Walikota Solo, Ir. Joko Widodo (Jokowi) yang saat ini menjadi Presiden Republik Indonesia periode 2019-2024.

Sehingga kepengurusan tersebut tertuang dalam Deklarasi Sawahlunto yang ditandatangani oleh perwakilan dari 32 kota/kabupaten anggota JKPI.

Sekedar diketahui, sebelum terlaksannya kongres pertama, JKPI menggelar pra-kongres di Hotel Batavia, Jakarta, demi mempersiapkan agenda matang dalam kongres termasuk membentuk kepengurusan.

Selanjutnya setelah adanya Deklarasi Sawahlunto, keseriusan JKPI untuk melakukan program kerja terus ditingkatkan. Hal itu dibuktikan dengan melakukan Rakernas. Rakernas I dilakukan di Kota Ternate pada tanggal 21—23 Maret 2010 dan Rakernas II diselenggarakan di Pekalongan pada tanggal 1-3 April 2011.

Selain itu, JKPI juga menyelenggarakan seminar untuk menguatkan organisasi dan program kerja. Salah satunya adalah Seminar Internasional pertama JKPI dilaksanakan di Kota Bengkulu pada tanggal 16-18 Maret 2012 dengan mengangkat tema “Optimalisasi Kota Pusaka untuk Mengangkat Wibawa Bangsa”.

Hingga tahun 2021 ini, JKPI sudah beranggotakan 72 kota/kabupaten dan rencananya kongres JKPI Ke V pada tanggal 2-5 Desember 2021 akan terlaksana di Kota Bogor atas dasar kesepakatan 3 tahun lalu saat adanya Konres JKPI Ke- IV di Kota Solo.

Mengutip dari keterangan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor, Atep Budiman beranggapan bahwa JKPI ini bisa menjadi jembatan promosi pusaka nasional bagi seluruh anggota JKPI.

Baca Juga:  Pengurus Walet Basura Pajajaran Bogor Raya Dikukuhkan

“Ini tentunya jadi momentum dan kebangkitan bagi kita untuk menjual sisi budaya kepada masyarakat luas yang selama ini mungkin belum optimal,” terang Atep. (DR)

Editor & Penerbit : Den.Mj

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *