Wali Kota Sampaikan Tiga Tantangan Saat Resmikan Gedung KRIS Arafah RS Islam Bogor

Sorotrakyat.com | Kota Bogor – Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kota Bogor, khususnya dan masyarakat secara umum, Rumah Sakit Islam Bogor (RSIB) meresmikan Gedung Kamar Rawat Inap Standar (KRIS) Arafah RS Islam Bogor yang secara langsung dilakukan Wali Kota Bogor, Bima Arya bersama Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto, Selasa (01/11/2022).

Menurut Bima Arya tantangan yang dihadapi bidang kesehatan dalam beberapa tahun ke belakang hingga saat ini merupakan tantangan terberat. Jika didalami, ada tiga tantangan yang dihadapi dalam bidang kesehatan, yaitu keseriusan khususnya dalam mempersiapkan bonus demografi untuk menyongsong target Indonesia Emas pada tahun 2045, kondisi yang penuh dengan ketidakpastian dan memastikan semua terlayani tanpa melihat latar belakang.

banner 325x300

“Tanpa fokus dan serius pada bidang kesehatan, maka menghadapi bonus demografi untuk target Indonesia Emas pada 2045 tidak mungkin dapat tercapai. Isu stunting, isu kematian ibu dan anak dan sebagainya kalau tidak diseriusi maka 2045 hanya akan menjadi mimpi. Kondisi saat ini, semua dihadapi pada hal-hal yang tidak pasti, diantaranya kemungkinan hadirnya pandemi lain, persoalan lain di bidang medis dan kedokteran sehingga diperlukan langkah untuk mengantisipasinya,” kata Bima Arya di Rumah Sakit Islam Bogor, Jalan Perdana Raya, Kelurahan Kedung Badak, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor,

Untuk tantangan ketiga, memastikan semua terlayani. Hal ini kata Bima Arya berkaitan dengan usaha dalam mempersiapkan dan menjemput bonus demografi. Jadi tidak hanya disembuhkan penyakit tetapi juga dilayani kebutuhan sehari-harinya agar tetap sehat.

Terkait Kamar Rawat Inap Standar (KRIS), Bima Arya menjelaskan sesuai kebijakan pemerintah pusat pada tahap pertama pada bulan Juli 2023, setidaknya 50 persen dari seluruh rumah sakit baik swasta maupun RSUD sudah siap dengan sembilan kriteria dan diakhir tahun 2024 semuanya harus sudah 100 persen dengan 12 kriteria KRIS.

Baca Juga:  Revitalisasi Blok I RSUD Kota Bogor

Bicara kebutuhan di Kota Bogor, Bima Arya menyampaikan secara umum tidak bisa ditafsirkan dengan angka sekarang berdasarkan rasio dari WHO, namun harus diingat wilayah Kota Bogor dikelilingi kabupaten Bogor sehingga rumah sakit di Kota Bogor harus siap untuk menampung pasien dari kabupaten.

“Hal yang tidak kalah penting adalah soal keberpihakan. Artinya rumah sakit yang masih memerlukan atensi untuk bisa berkembang lebih pesat harusnya menjadi atensi semua dengan tidak berlandaskan hitungan-hitungan semata. Untuk itu saya titip betul untuk hal keberpihakan,” kata Bima Arya.

Di akhir sambutannya, Bima Arya menyampaikan apresiasi atas capaian dan respon positif dari warga Kota Bogor atas pelayanan serta antisipatif yang diberikan Rumah Sakit Islam Bogor. Menurutnya sudah seharusnya semangat amal ibadah menjadi landasan utama dalam dunia kesehatan tidak sekedar komersial. Untuk wakaf yang diberikan, Bima Arya berharap akan menjadi dorongan dan motivasi bagi pihak-pihak lain untuk mengikuti memberikan wakafnya.

Gedung KRIS Arafah yang dibangun RSIB merupakan wakaf dari keluarga besar Haji Joenoes bin Arif dengan total biaya kurang lebih mencapai Rp 1,5 miliar. Proses pembangunannya berjalan selama enam bulan, dimulai Februari hingga Agustus 2022.

Ketua Yayasan RS Islam Bogor, Dwi Sudharto menyampaikan akan terus berupaya melengkapi sarana dan prasarana RSIB guna mewujudkan Rumah Sakit Syariah kebanggan umat di Kota Bogor. Setelah Gedung Kamar Rawat Inap Standar (KRIS) Arafah, rencananya pada awal 2023 akan dibangun Gedung Umar Bin Khattab yang meliputi IGD, kamar operasi, ruang hemodialisa, ruang bersalin, ruang bayi dan lain-lain dengan kebutuhan anggaran mencapai Rp 16 miliar. (Red)

Editor & Penerbit : Den.Mj

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *