PEMKOT Penting-Lur, Upaya Pemkot Bogor Percepat Penurunan Stunting

Sorotrakyat.com | Kota Bogor – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah secara langsung memimpin Rakor Upaya Percepatan Penurunan Stunting Kota Bogor yang dirangkai dengan sosialisasi program PEMKOT Penting-Lur dan orang Tua Asuh Balita Stunting di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Kamis (4/5/2023).

Syarifah menyampaikan, upaya penurunan stunting merupakan perintah Presiden Joko Widodo bagi seluruh wilayah di Indonesia, karena berkaitan dengan penyediaan sumber daya manusia ke depan.

banner 325x300

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), angka stunting Kota Bogor mengalami kenaikan. Hal ini menurutnya upaya yang dilakukan belum mengakar ke seluruh masyarakat. Untuk itu perlu adanya perubahan metode agar angkanya bisa turun.

“Upaya yang dilakukan tidak hanya turun ke lapangan, ketersediaan database menjadi penting untuk mengevaluasi upaya yang telah dilakukan dan menjadi bahan laporan ke pusat sebagai data yang riil,” jelasnya.

Tercatat, di Kota Bogor ada 2.001 anak stunting hasil treatment atau penanganan yang sebelumnya berjumlah 2.300-an.

“Dalam penanganannya akan dibagi dua. 1.000 anak stunting Kota Bogor akan diintervensi melalui kekuatan ASN dan BUMD Kota Bogor melalui program PEMKOT Penting-Lur,” kata Sekda.

Melalui program tersebut setiap ASN Kota Bogor akan menyumbang dua butir telur untuk 1 anak stunting per hari. Jika diakumulasi maka dalam satu bulan menyumbang 1,5 kg telur.

“Perkembangan dari langkah ini akan dimonitor dan diikuti selama enam bulan. Khusus mekanisme penyerahan akan diserahkan kepada aparatur wilayah by name by addres,” jelasnya.

Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bogor akan memberikan stiker khusus bagi rumah yang ada balita stunting dengan warna merah muda dan stiker biru untuk keluarga berisiko stunting.

Baca Juga:  Menkop UKM dan Wali Kota Dorong Kacang Koro Jadi Substitusi Kedelai

Diharapkan dengan stiker ini memudahkan bagi pihak yang ingin membantu dan tidak salah sasaran.

Untuk mengetahui progres dari intervensi dan evaluasi, wilayah diinstruksikan untuk menggelar mini lokakarya berkoordinasi dengan dinas terkait, sehingga jika ada kendala yang dihadapi bisa segera ditangani selain itu diharapkan memberikan hasil yang komprehensif.

“Kita berharap program ini bisa berjalan dengan baik, komitmen semua dalam mengentaskan stunting sangat diharapkan,” ungkap Syarifah.

Untuk sisa 1.001 anak stunting, upayakan penanganan yang dilakukan rencananya melibatkan berbagai komunitas karena menurut Syarifah, banyak pihak yang berminat dan peduli. Khusus terkait data, akan dilakukan oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang sementara mengisi secara manual.

Sebelumnya, Kepala DPPKB Kota Bogor, Anas Rasmana menjelaskan, selain pembagian telur bagi anak stunting ada upaya-upaya lain dalam percepatan penangan penurunan stunting di Kota Bogor, diantaranya orang tua asuh stunting bagi 15 anak per kelurahan dengan koordinator ODF sebagai koordinator orang tua asuh stunting.

Untuk memotivasi dan memaksimalkan upaya percepatan penurunan stunting yang dilakukan, bagi wilayah yang dinilai berhasil akan diberikan reward.

“Orang tua asuh ini berdasarkan surat perintah orang tua asuh balita stunting wilayah. Dalam tugasnya melakukan kunjungan 1 kali per bulan dan memfasilitasi intervensi dari berbagai pihak, seperti adminduk, pelayanan kesehatan, kesehatan lingkungan dan tempat tinggal serta asupan makanan,” kata Anas. (Red)

Editor & Penerbit : Den.Mj

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *