Masuk 4 Kasus DBD Terbanyak! Syarifah: Kota Bogor Siap Lakukan Gerakan Jumantik Lebih Masif

Rapat Pj. Gubernur Jawa Barat menggandeng 4 daerah dengan kasus DBD terbanyak, yaitu Kabupaten Subang, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, dan Kota Bogor, yang digelar di ruang rapat Manglayang, Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (25/3/2024).

Sorotrakyat.com | Kota Bogor – Pj. Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin mengundang empat kota/kabupaten dengan angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terbanyak dalam rapat Penanggulangan DBD di ruang rapat Manglayang, Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (25/3/2024).

Empat kota/kabupaten dengan kasus DBD terbanyak, yakni Kabupaten Subang, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung dan Kota Bogor.

banner 325x300

“Kami mengarahkan kabupaten/kota untuk menekan penyebaran dan peningkatan kasus DBD dengan melakukan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan gerakan 3M plus dengan lebih masif,” ujar Bey Machmudin.

Tak hanya itu, Bey sapaannya juga meminta kepala daerah untuk turun ke lapangan bersama masyarakat melakukan gerakan PSN dan 3M Plus, serta mempersiapkan petugas kesehatan sekaligus dengan alat rapid NS1 Dengue. Karena alat rapid ini dapat mengetahui secara cepat seseorang itu terkena DBD atau tidak.

“Jadi yang kita tekankan dan fokuskan yakni menekan kematian dan menekan kasusnya. Data per hari ini di Jawa Barat ada 11.729 kasus DB dengan jumlah meninggal 105 orang,” ujar dia.

Di tempat yang sama, Sekda Kota Bogor, Syarifah Sofiah mengatakan, di Kota Bogor dari Januari sampai Maret tercatat ada 1.361 kasus DBD dengan angka kematian DBD delapan orang. Saat ini kasus DBD di Kota Bogor termasuk empat terbanyak di Jawa Barat, namun jika dibandingkan dengan 2023, angka kasus DBD di Kota Bogor menurun.

“Pj. Gubernur mengingatkan supaya gerakan PSN dan 3M Plus lebih masif lagi apalagi sekarang masuk musim pancaroba,” ujar Syarifah.

Syarifah menuturkan, di musim pancaroba ini setiap harinya berubah-ubah, terkadang hujan lebat namun kemudian hari berikutnya kemarau. Hal ini tentu akan menyebabkan adanya genangan air yang menjadi sarang bagi nyamuk Aedes Aegypti. Meski di Kota Bogor memiliki Juru Pemantau Jentik (Jumantik) satu rumah satu petugas, namun tetap harus ada kesadaran dari masyarakat untuk segera membersihkan jentik nyamuk.

Baca Juga:  Dedie Rachim Hadiri Rakornas Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah

“Apalagi katanya nyamuk Aedes Aegypti di musim ini memiliki kemampuan menggigit dua kali lebih banyak. Kami juga besok akan mengumpulkan kepala sekolah dan pondok pesantren agar bebersih jentik nyamuk, menghidupkan kembali UKS dan dokter anak karena pasien DBD didominasi anak-anak usia sekolah,” kata dia. (DR)
Editor & Penerbit: Den.Mj

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *