Gerakan Geber Si Jumo dan Jamilah: Perang Melawan Stunting, DBD, dan TBC Dimulai!

Kota Bogor Deklarasi Geber Si JUMO dan Jamilah

Sorotrakyat.com | Kota Bogor – Kota Bogor mendeklarasikan Gerakan Bersama Literasi Stunting dan Imunisasi, Jumantik cegah DBD serta Pengawasan Menelan Obat untuk penanggulangan TBC (Geber Si Jumo) dan Jaga Ibu Hamil serta Lingkungan Bersih dan Sehat (Jamilah) melalui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di SMP Negeri 11 Kota Bogor, Rabu (22/5/2024).

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah secara langsung memimpin deklarasi yang dihadiri perwakilan Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemprov Jawa Barat didampingi Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, Irwan Riyanto, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno, Camat Bogor Tengah, Teofilo Patrocinio Freitas dan aparatur wilayah Kelurahan Sempur.

banner 325x300

“Hari ini Kota Bogor bersyukur bisa deklarasi dan mudah-mudahan bisa kita eliminir TBC, stunting dan DBD,” kata Sekda.

Syarifah menyampaikan bahwa gerakan ini untuk mengingatkan bersama sebagai aktivitas literasi dan eliminasi stunting, DBD dan TBC serta literasi kesadaran masyarakat semua untuk melakukan imunisasi bagi anak-anaknya agar daya tahannya kuat.

“Karena ketiga penyakit tersebut tergantung dari ketahanan tubuh,” ujarnya.

Dia menyebutkan, salah satu cara yang dilakukan adalah menjaga lingkungan sekolah tetap bersih. UKS, petugas di sekolah dan para guru serta para siswa yang telah dilatih sebagai Jumantik bersama-sama membersihkan lingkungan dan memastikan tidak ada air yang tergenang di sekolah agar jangan sampai digigit nyamuk penyebar virus DBD yang suka dengan kondisi yang lembab, khususnya pagi dan sore hari.

Syarifah mengingatkan kasus DBD di Jawa Barat termasuk Kota Bogor angkanya tinggi, tidak hanya orang tua yang terkena DBD dan TBC, anak-anak pun ada yang terkena bahkan sampai memakan korban jiwa.

Kondisi Kota Bogor, berdasarkan data triwulan I tahun 2024, kasus DBD tercatat 2.138 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 14 jiwa. Untuk TBC tercatat 3.100 kasus, 546 diderita anak-anak, meninggal 312 dan sembuh sebanyak 4.646 dengan evaluasi dalam 6 bulan sehingga sebagian pengobatan masih berproses dan terus dimonitor.

Baca Juga:  Sekdakot Bogor Syarifah Bagikan Nasi Bungkus di Kebon Pedes

Sebagai perbandingan pada tahun 2023 data menunjukkan DBD tercatat 1.474 kasus dengan kematian sebanyak 9 jiwa. Untuk TBC ada 9.194 kasus, 1.707 diderita anak-anak, angka kesembuhan sebesar 5.968 dan kematian sebanyak 271. Untuk stunting ada penurunan, awalnya di angka 2.100-an sekarang di angka 1.700-an.

“Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) awalnya 18,7 persen menjadi 18,2 persen, sedangkan target nasional ada di angka 14 persen,” katanya.

Untuk DBD, upaya yang telah dilakukan dengan membentuk tenaga-tenaga untuk melakukan fogging.

Sementara untuk stunting, upaya lain pengurangan adalah mengurangi keluarga-keluarga risiko stunting, diantaranya ibu hamil termasuk wanita-wanita anemia. Kecenderungan akan melahirkan anak anak stunting, salah satunya pemberian tablet penambah darah dan kegiatan lain yang bisa mengurangi risiko penambahan stunting.

Untuk peningkatan TBC, kata dia, karena Kota Bogor melakukan upaya aktif dan intensif menemukan penderita-penderita TBC.

“Setelah ditemukan, upaya yang harus dilakukan massif dengan membuat jaringan atau relawan yang memantau pasien mengkonsumsi obat, karena penderita TBC itu jika dalam enam bulan mengkonsumsi obat secara terus menerus bisa sembuh,” kata Syarifah didampingi Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno.

Selanjutnya, setelah pendataan dan ditemukan para penderita TBC diobati dan dipantau pengobatannya. Upaya selanjutnya yang dilakukan adalah pemantauan kontak eratnya seperti Covid-19, sehingga penguatan dan pengobatan juga dilakukan terhadap kontak erat tersebut.

Untuk obat-obat TBC, Syarifah menyampaikan mendapat bantuan dari pusat dan pengobatan akan bermanfaat jika diimbangi dengan melakukan aktivitas, seperti gerakan menyeluruh dan pengamatan yang menyeluruh, meningkatkan kesadaran literasi serta sebagainya.

“Semua upaya harus terus menerus dilakukan, karena manusia ada lupanya. Untuk itu harus terus diingatkan,” tegasnya. (DR)

Baca Juga:  Kekecewaan Panitia Haul Kanjeng Dalem Sholawat: Pendiri Bogor Ditelantarkan, Pemerintah Purwakarta Justru Mendukung

Editor & Penerbit: Den.Mj

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *