Kisah Emak Sani: Semangat Ibadah Tak Lekang Dimakan Usia di Kota Bogor

Bogor Nyaah ka Indung: Perjumpaan Haru Emak Sani dengan Istri Wali Kota

Sorotrakyat.com | Kota Bogor – Di tengah hiruk pikuk Kota Bogor yang kian modern, terselip sebuah kisah inspiratif tentang keteguhan iman dan semangat yang tak pernah pudar. Dialah Sani, seorang wanita lansia berusia 89 tahun yang lebih akrab disapa Emak Sani oleh warga Kampung Skip RT 02/01, Kelurahan Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan. Di usia senjanya, semangat Emak Sani dalam menunaikan ibadah justru semakin membara, menjadi teladan bagi banyak orang di sekitarnya.

Setiap hari dalam seminggu, dengan langkah pelan namun pasti, tubuh renta Emak Sani menapaki jalanan menanjak yang menghubungkannya dengan rumah sederhana menuju masjid. Jarak yang mungkin terasa jauh dan melelahkan bagi sebagian besar orang, apalagi bagi seorang wanita seusianya, tak mampu menggentarkan niatnya untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Punggungnya mungkin tak lagi tegak sempurna, dan raganya telah banyak termakan usia, namun semangat yang berkobar di dadanya menjadi sumber kekuatannya untuk terus melangkah.

banner 325x300

Kisah keteguhan Emak Sani ini sampai ke telinga Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Bogor, Yantie Rachim. Saat berkunjung ke kediaman Emak Sani melalui program “Nyaah ka Indung” pada Jumat (16/5/2025) siang, Yantie Rachim mengungkapkan kekagumannya. “Emak Sani ini semangatnya luar biasa. Dulu pernah ke sini waktu kampanye dan beliau tahu sekarang Pak Dedie jadi Wali Kota. Sekarang beliau ingin bertemu,” ujarnya dengan nada penuh hormat.

Dalam kunjungan yang penuh kehangatan itu, Yantie Rachim tidak datang sendiri. Ia didampingi oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor serta Lurah Lawang Gintung. Mereka membawa serta bingkisan kasih berupa buah tangan, sembako, dan pakaian baru sebagai wujud kepedulian dan penghormatan kepada Emak Sani. Sebuah jaket pun diserahkan dengan harapan dapat menghangatkan tubuhnya di kala dingin.

Baca Juga:  Antusiasme Warga Gelar Lomba Sambut HUT RI Ke 77

Mata Emak Sani berbinar-binar menerima kunjungan dan hadiah tersebut. Senyum tulus merekah di wajahnya yang dihiasi kerutan dan garis-garis kehidupan. Kerinduan hatinya untuk bertemu dengan Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, dan Yantie Rachim akhirnya terwujud.

Dengan logat Sunda yang lembut dan penuh haru, Emak Sani menyampaikan rasa syukurnya di hadapan Yantie Rachim. Ia pun tak lupa mendoakan agar Yantie Rachim senantiasa diberikan kesehatan dalam menjalankan amanahnya.

“Alhamdulillah tos tiasa kapendak Bu Wali (Alhamdulillah sudah bisa bertemu Bu Wali). Abdi hoyong kapendak ti gelap dugi ka caang (Saya ingin bertemu dari gelap sampai ke terang),” tuturnya lirih, mengungkapkan kebahagiaan yang mendalam.

Kisah Emak Sani adalah secuil gambaran dari banyaknya lansia wanita di Kota Bogor yang menjadi perhatian utama melalui program “Bogor Nyaah ka Indung”. Program mulia ini hadir sebagai bentuk penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan kebutuhan dasar bagi para lansia, khususnya para ibu.

Lebih dari sekadar bantuan materi, program ini juga bertujuan untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya Sunda yang luhur, yaitu menyayangi yang lebih tua dan menghormati mereka yang telah lebih dulu menapaki jalan kehidupan. Semangat dan keteguhan Emak Sani menjadi inspirasi bagi kita semua, bahwa usia senja bukanlah penghalang untuk terus beribadah dan menebarkan kebaikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *