Sorotrakyat.com | Kota Bogor – Kota Bogor kini tengah diselimuti semangat perayaan Hari Jadi Bogor (HJB) ke-543 dengan dibukanya pameran Pakwan Pajajaran Kota Sains Bujangga Manik. Acara yang berlangsung di Balai Kota Bogor dari 29 Mei hingga 5 Juni 2025 ini resmi dibuka oleh Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, pada Kamis (29/5). Pameran ini menampilkan berbagai peninggalan sejarah Sunda yang tak ternilai, bertujuan untuk mengedukasi generasi muda mengenai kekayaan budaya dan sejarah kotanya.
Pameran ini menyajikan koleksi artefak yang memukau, di antaranya gambar peta kuno yang melingkupi wilayah Jawa Barat, Jakarta, hingga Cilacap. Selain itu, ada pula surat perjanjian bersejarah antara Kerajaan Sunda dan bangsa Portugis pada tahun 1522, yang menjadi bukti interaksi kompleks antara peradaban Sunda dengan dunia luar.
Dedie Rachim menegaskan pentingnya pameran ini sebagai sarana edukasi. Ia menyatakan bahwa membangun sebuah peradaban membutuhkan perpaduan sains, teknologi, seni, budaya, dan perangkat sosial. “Melalui pameran ini, setidaknya akan membantu mengungkap fakta sejarah tentang kemajuan budaya Sunda yang luar biasa, namun tidak banyak diketahui,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Dedie Rachim berkesempatan mendapatkan penjelasan langsung dari arkeolog Universitas Indonesia, Muhammad Alnoza, mengenai berbagai peninggalan yang dipamerkan. Salah satu sorotan utama adalah peta Ciela dari Ciela, Bayongbong, Garut. Peta ini disebut-sebut sebagai peta Indonesia pertama yang terbuat dari lempengan timah berbentuk prasasti, bahkan jauh sebelum bangsa penjajah membuat peta serupa. Penemuan ini menunjukkan tingkat kemajuan teknologi dan pemahaman geografi yang luar biasa di era Sunda kuno.
Selain peta, artefak lain yang ditampilkan meliputi pecahan keramik yang ditemukan di Mulyaharja, kain tenun Sunda, serta beragam peninggalan lain yang menjadi saksi bisu kejayaan masa lalu.
Raden Mahfud Senjaya, Ketua Bujangga Manik Society sekaligus ketua panitia pameran, menjelaskan bahwa pameran ini secara umum menampilkan berbagai peninggalan dari era Pakwan Pajajaran. Ia berharap pameran dan seminar yang digelar dapat menumbuhkan kebanggaan serta menjadi pemantik ilmu pengetahuan mengenai kebudayaan, khususnya sejarah Sunda.
“Semoga generasi muda Kota Bogor lebih memahami sejarah yang ada di daerahnya. Pameran ini memberikan edukasi ilmiah mengenai situs dan peninggalan karuhun urang sadaya yang sarat teknologi luar biasa, dan dapat kita pelajari serta pahami sebagai nilai-nilai ilmiah dan akademik,” pungkas Raden Mahfud. Ia menambahkan bahwa warisan berharga ini akan menjadi bekal penting dalam membentuk peradaban yang lebih maju di masa depan.
Pameran Pakwan Pajajaran Kota Sains Bujangga Manik menjadi jendela bagi masyarakat, khususnya generasi muda, untuk menyelami kedalaman sejarah Sunda dan mengambil inspirasi dari kearifan leluhur dalam membangun peradaban.
(KDR)
Editor & Penerbit: Den.Mj