Mahakarya “Srikandi Bhuana” Cetak Sejarah Baru di Alun-Alun Bogor, Kolaborasi Megah ISBI Bandung dan Getar Pakuan Memukau Ribuan Warga

Sinergi lintas sektoral dalam suksesnya perhelatan "Srikandi Bhuana" di Alun-Alun Bogor. Tampak hadir memberikan dukungan: Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Ditjen Risbang Kemendiktisaintek, Ketua LPPM ISBI Bandung Prof. Dr. Hj. Een Herdiani, S.Sen., M.Hum., Dr. Ismet Ruchimat, S.Sen., M.Hum. (Dekan FSP ISBI Bandung), Dr. Ai Mulyani, S.Sn., M.Si. Kaprodi Seni Tari ISBI, Abdul Rosyid S.Komp (Anggota DPRD Komisi III Kota Bogor), Adhitya Bhuana Karana, S.STP., M.Si. (Sekdisparbud Kota Bogor), Perwakilan Media Patner Deni Rachman (Pimred Sorotrakyat) bersama Ketua Sanggar Getar Pakuan, Zen Djuansyah, Koreografer Shela Dwi Ananda S.Pd, Penata Musik Agus Firmansyah, Acara ini merupakan bagian dari Program Inovasi Seni Nusantara (PISN) 2025.

SOROTRAKYAT.COM | KOTA BOGOR – Alun-alun Kota Bogor menjadi saksi bisu lahirnya sejarah baru dalam dunia seni pertunjukan di Kota Hujan. Pada Sabtu malam (20/12/2025), ribuan warga memadati area ikonik tersebut untuk menyaksikan kemegahan panggung kolosal Drama Tari Wayang bertajuk “Srikandi Bhuana”.

Perhelatan ini bukan sekadar pertunjukan tari, melainkan simbol kebangkitan kembali kekuatan budaya lokal yang sempat terhempas badai pandemi.

banner 325x300

Acara yang digelar dalam rangka Evaluasi ke-55 Sanggar Seni Getar Pakuan ini merupakan buah kolaborasi dengan Program Inovasi Seni Nusantara (PISN) tahun 2025 yang digagas dan disuport oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) Ditjen Risbang Kemendiktisaintek, melalui LPPM ISBI Bandung.

Salah satu adegan memukau dalam pementasan mahakarya Drama Tari Wayang “Srikandi Bhuana” di Alun-Alun Kota Bogor, Sabtu malam (20/12/2025). Pertunjukan kolosal hasil kolaborasi ISBI Bandung dan Sanggar Seni Getar Pakuan ini menjadi pertunjukan seni tradisi terbesar yang pernah digelar di ruang publik terbuka Kota Bogor dengan tata cahaya futuristik.

Dengan panggung megah berskala nasional dan tata cahaya yang futuristik, pementasan ini dinilai sebagai pertunjukan seni tradisi terbesar yang pernah digelar di ruang publik terbuka Kota Bogor.

Zen Djuansyah selaku Ketua Sanggar Seni Getar Pakuan,, dalam sambutannya tak kuasa menahan rasa haru. Ia menceritakan perjalanan panjang sanggar yang kini memasuki usia evaluasi ke-55, meski sempat mengalami masa sulit.

Ketua Sanggar Seni Getar Pakuan, Zen Djuansyah, memberikan sambutan penuh haru pada malam pementasan drama tari Wayang “Srikandi Bhuana” di Alun-Alun Kota Bogor. Pria yang akrab disapa Kang Zen ini menegaskan kembalinya eksistensi sanggar yang telah berdiri selama 33 tahun untuk terus mengabdi pada seni budaya Indonesia pasca-pandemi.

“Sanggar ini sudah berjalan 33 tahun, namun kemarin kami sempat vakum karena badai pandemi Covid-19. Baru sekitar dua tahun ini kami kembali hadir, dan hari ini dalam acara Evaluasi Tari ke-55, kami dipercaya menggelar Drama Tari Wayang bekerjasama dengan ISBI Bandung dan IPB Vokasi. Ini membuktikan bahwa kami kembali bangkit menggetarkan untuk pengabdian pada negeri tercinta, Indonesia,” ungkap Zen dengan penuh semangat.

Ekspresi bangga para peserta Evaluasi Tari ke-55 Sanggar Seni Getar Pakuan berfoto bersama di atas panggung megah, usai prosesi penyerahan penghargaan, yang berhasil meraih predikat terbaik dalam uji kompetensi tahun 2025. Dari tingkat dasar hingga mahir, anak-anak ini merupakan masa depan seni tradisi di Kota Bogor. Keberhasilan para siswa juga melengkapi kemegahan sejarah baru dunia pertunjukan di Kota Hujan lewat mahakarya Drama Wayang “Srikandi Bhuana” hasil kolaborasi dengan ISBI Bandung.

Kang Zen sapaan akrabnya, juga menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu.

“Terima kasih kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Ditjen Risbang Kemendiktisaintek, ISBI Bandung, IPB Vokasi, Wali Kota Bogor, Ketua DPRD Kota Bogor, Forkopimda, para sponsor, dan seluruh warga Kota Bogor. Terutama untuk anak-anak Sanggar Getar Pakuan serta para orang tua yang luar biasa membantu suksesnya acara besar ini. Bagimu Negri jiwa raga kami,” tambahnya dengan penuh haru.

Baca Juga:  Jelang PTM 31 Mei, Dedie Berterima Kasih Dengan Sekolah yang Disiplin Terapkan Prokes
Kepala LPPM ISBI Bandung, Prof. Dr. Hj. Een Herdiani, S.Sen., M.Hum., menyampaikan visi kolaborasi seni tradisi pada acara Evaluasi ke-55 Sanggar Seni Getar Pakuan di Alun-Alun Bogor. Mahakarya “Srikandi Bhuana” merupakan bukti nyata sinergi antara akademisi dan talenta lokal dalam melestarikan nilai luhur seni Nusantara melalui dukungan DPPM Ditjen Risbang Kemendiktisaintek.

Prof. Dr. Hj. Een Herdiani, S.Sen., M.Hum., Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ISBI Bandung, menegaskan bahwa kolaborasi ini adalah perwujudan dari Program Inovasi Seni Nusantara (PISN).

Dijelaskan Prof. Een, alasannya kenapa memilih Sanggar Seni Getar Pakuan, tentunya atas raihan sejumlah karya serta prestasi yang telah dicapai selama ini.

“Kami di LPPM ISBI Bandung berkomitmen agar riset dan inovasi seni tidak hanya mendekam di kampus, tapi memberi dampak nyata bagi masyarakat. Melalui PISN, kami memberikan pendampingan agar tradisi lokal seperti di Getar Pakuan mampu bertransformasi menjadi pertunjukan yang relevan dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan nilai luhurnya. Malam ini adalah buktinya,” ujar Prof. Een.

Dr. Ismet Ruchimat, S.Sen., M.Hum., saat memaparkan pentingnya harmoni antara mahasiswa, dosen, dan praktisi sanggar dalam menciptakan karya inovatif Srikandi Bhuana di Alun-Alun Bogor. Sebagai perwakilan dari ISBI Bandung, beliau memuji standar artistik tinggi yang dicapai dalam kolaborasi megah bersama Sanggar Seni Getar Pakuan.

Senada dengan hal tersebut, Rektor ISBI Bandung, Dr. Retno Dwimarwati, S.Sen., M.Hum., yang diwakili oleh Dr. Ismet Ruchimat, S.Sen., M.Hum. selaku Dekan Fakultas Seni Pertunjukan, memberikan pujian atas standar artistik yang dicapai.

“ISBI Bandung hadir untuk memperkuat ekosistem seni. Kolaborasi antara mahasiswa, dosen, dan praktisi di sanggar menciptakan harmoni yang indah. Srikandi Bhuana adalah representasi bagaimana akademik dan talenta lokal bisa menciptakan karya berskala internasional,” jelas Dr. Ismet.

Abdul Rosyid (Anggota DPRD Komisi III Kota Bogor) saat memberikan sambutan apresiasi dalam pementasan kolaborasi megah Srikandi Bhuana antara Getar Pakuan dan ISBI Bandung. Beliau berharap pertunjukan kolosal di Alun-Alun Kota Bogor ini dapat menjadi agenda rutin tahunan untuk memperkuat daya tarik wisata Kota Bogor.

Dukungan kuat juga datang dari parlemen. Abdul Rosyid, Anggota DPRD Komisi III yang hadir mewakili Ketua DPRD Kota Bogor, menyebut perhelatan ini sebagai pemanfaatan ruang publik yang paling ideal.

“Saya sangat terpukau dan mengapresiasi, luar biasa pisan!. Ini adalah contoh konkret bagaimana inovasi pendidikan dan seni tradisi membuahkan hasil yang bisa dinikmati rakyat. Kami di legislatif akan terus mendorong agar agenda budaya seperti ini menjadi prioritas dan Getar Pakuan rutin digelar sebagai daya tarik pariwisata Kota Bogor. Kita juga punya event tahunan seperti di daerah-daerah lain” ucapnya.

Baca Juga:  Komisi IV Dapatkan Temuan Saat Sidak Ke SMPN 20 Kota Bogor

Ia juga menyampaikan pesan Ketua DPRD bahwa kami sangat mendukung penuh kegiatan yang menghidupkan Alun-alun dengan nilai-nilai edukasi dan budaya.

“Ini adalah sejarah baru, di mana Alun-alun Bogor bertransformasi menjadi panggung megah yang bisa dinikmati semua lapisan masyarakat secara gratis namun berkualitas tinggi,” tegas Abdul Rosyid.

Sekdisparbud Kota Bogor, Adhitya Bhuana Karana, S.STP., M.Si., mengapresiasi mahakarya Srikandi Bhuana sebagai sejarah baru seni pertunjukan di ruang publik terbuka. Kolaborasi Getar Pakuan dan ISBI Bandung ini dinilai sebagai langkah nyata dalam memperkuat ekosistem pariwisata dan budaya di Kota Bogor.

Mewakili Wali Kota Bogor, Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Sekdisparbud) Kota Bogor, Adhitya Bhuana Karana, S.STP., M.Si., yang hadir langsung menyaksikan pertunjukan, menyatakan rasa bangganya atas konsistensi para pegiat seni.

“Malam ini, Alun-alun bukan sekadar ruang terbuka hijau, tapi menjadi ruang peradaban. 33 tahun Getar Pakuan konsisten menjaga jati diri Bogor. Kolaborasi dengan ISBI Bandung ini membuktikan seni tradisi kita punya daya saing tinggi dan pemerintah akan terus mendukung penuh ekosistem budaya seperti ini,” ujarnya.

Sekdisparbud juga menyampaikan pesan khusus dari Bapak Wali Kota Dedie A. Rachim.

Salah satu adegan memukau dalam Drama Tari Wayang “Srikandi Bhuana” yang mencetak sejarah baru, di Alun-Alun Kota Bogor, Sabtu malam (20/12/2025).

“Pesan Bapak Wali Kota sangat jelas: Bogor harus menjadi kota yang modern secara infrastruktur namun tetap ‘nyunda’ secara jiwa. Apa yang dilakukan Getar Pakuan dan ISBI malam ini adalah bentuk pelestarian jati diri bangsa. Pemerintah Kota Bogor akan selalu menjadi rumah yang ramah bagi kreativitas seni seperti ini,” pungkas Adhitya.

Antusiasme penonton menjadi puncak dari kesuksesan malam itu. Asep (45), warga asal Tanah Sareal yang membawa serta istri dan anaknya, mengaku takjub.

“Saya lahir dan besar di Bogor, tapi baru pertama kali ini melihat pertunjukan seni tradisi di tempat terbuka dengan panggung sekeren ini. Lampunya, suaranya, tariannya, semuanya seperti di film-film kolosal. Ini benar-benar sejarah baru buat kota kita,” kata Asep.

Personel Tim Opening Ceremony Sanggar Seni Getar Pakuan menunjukkan dedikasi tinggi dalam menjaga jati diri budaya Bogor melalui lakon “Srikandi Bhuana”. Ketua Sanggar, Zen Djuansyah, mengungkapkan bahwa momen ini adalah simbol kebangkitan kembali kekuatan budaya lokal setelah sempat vakum akibat pandemi. Kehadiran tim pembuka ini menjadi bukti nyata kesiapan talenta lokal Bogor bersaing di kancah seni pertunjukan berskala internasional.

Sementara itu, Maya (21), seorang mahasiswi, menyebut acara ini sebagai ‘booster’ kebanggaan bagi generasi muda. “Ternyata tarian wayang kalau dikemas modern seperti ini sangat keren ya. Nggak kalah sama konser musik luar negeri. Semoga tahun depan ada lagi!” ujarnya penuh antusias.

Baca Juga:  Kota Bogor Gencarkan Kembali Program Siskamling

Malam itu, Alun-alun Kota Bogor tidak hanya menjadi tempat berkumpul, melainkan sebuah ruang sakral di mana sejarah, inovasi, dan kebanggaan nasional menyatu dalam satu gerak: Srikandi Bhuana.

(KDR)

#LPPMISBIBandung #Kemendiktisaintek #IPBVokasi #DisparbudKotaBogor #DPRDKotaBogor #InovasiSeni #SanggarSeniGetarPakuan #KotaBogor #AlunAlunBogor #VisitBogor #BogorHits #InfoBogor #JawaBarat #SrikandiBhuana #GetarPakuan #ISBIBandung #PISN2025 #SeniBudaya #DramaTariWayang #MahakaryaSeni #ZenDjuansyah #EenHerdiani

Editor & Penerbit: Den.Mj

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *