Pulihkan Trauma Pasca-Longsor, Pemkab Bandung Gelar “Harmoni Budaya Bedas” di Arjasari

Mewakili Bupati Bandung Dadang Supriatna (Kang DS), Sekretaris Daerah Cakra Amiyana (tengah) berfoto bersama jajaran OPD, camat, dan masyarakat dalam acara Harmoni Budaya Bedas di Desa Wargaluyu, Kecamatan Arjasari, Minggu (28/12/2025). Kegiatan ini diinisiasi Pemkab Bandung sebagai upaya trauma healing kebudayaan dan pemulihan pascabencana longsor untuk membantu warga bangkit kembali.

SOROTRAKYAT.COM | KAB BANDUNG — Sebagai bentuk kepedulian terhadap warga terdampak bencana, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung menggelar pagelaran seni budaya bertajuk “Harmoni Budaya Bedas” di Desa Wargaluyu, Kecamatan Arjasari, Minggu (28/12/2025).

Mengusung tema “Merajut Budaya untuk Pulih Bersama dan Bangkit Kembali”, kegiatan yang diinisiasi oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Bandung ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga sarana trauma healing bagi warga Kampung Condong yang beberapa waktu lalu dilanda bencana longsor.

banner 325x300

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bandung, Cakra Amiyana, yang hadir mewakili Bupati Bandung Dadang Supriatna (Kang DS), membuka langsung acara ini. Ia menegaskan bahwa pemerintah hadir untuk memastikan pemulihan warga berjalan secara holistik, baik dari sisi fisik maupun psikologis.

Dalam rangkaian acara tersebut, Pemkab Bandung juga menyerahkan berbagai bantuan dan layanan administratif, antara lain:

  • Administrasi Kependudukan: Penyerahan KTP, Kartu Keluarga (KK), dan Akta Kematian bagi keluarga korban bencana.
  • Bantuan Sosial: Penyerahan bantuan sewa rumah selama tiga bulan bagi 28 Kepala Keluarga (KK) terdampak.
  • Pelayanan Terpadu: Keterlibatan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk percepatan pemulihan pascabencana.

Berbeda dengan seremoni pada umumnya, “Harmoni Budaya Bedas” mengedepankan pendekatan budaya sebagai alat pemulihan mental. Berbagai kegiatan interaktif disajikan untuk menghibur masyarakat, seperti:

  1. Senam Bedas untuk kebugaran warga.
  2. Wayang Golek Atraktif dan kreasi menari bersama.
  3. Kaulinan Barudak (permainan tradisional anak).
  4. Angklung Interaktif yang mengajak warga berpartisipasi aktif.

“Kegiatan ini merupakan bagian dari ikhtiar agar proses pemulihan lebih cepat. Kita saling menguatkan dan menopang dalam menghadapi cobaan,” ujar Cakra Amiyana dalam sambutannya.

Cakra Amiyana juga mengingatkan bahwa Kabupaten Bandung memiliki potensi risiko bencana yang cukup tinggi. Oleh karena itu, keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan kelestarian lingkungan harus dijaga ketat.

“Jangan sampai kondisi ekonomi mengganggu keberlanjutan lingkungan hidup. Kejadian longsor di Arjasari yang memakan korban jiwa harus menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk lebih waspada dan antisipatif,” tegasnya.

Sebagai langkah nyata mitigasi, dilaksanakan pula gerakan penanaman pohon di kawasan bekas longsor Arjasari dengan melibatkan Dinas Pertanian dan Dinas Lingkungan Hidup.

Pihak Pemkab Bandung memberikan apresiasi kepada para seniman, budayawan, relawan, dan komunitas lingkungan yang bersinergi dalam kegiatan ini. Selain bantuan fisik, pemerintah juga terus melakukan assessment terhadap fasilitas sosial dan umum yang rusak di lokasi bencana.

Melalui semangat “Harmoni Budaya Bedas”, diharapkan warga Desa Wargaluyu dapat bangkit kembali dengan optimisme baru.

“Semoga melalui kegiatan ini tumbuh semangat baru untuk bangkit, pulih, dan membangun Kabupaten Bandung yang lebih BEDAS (Bangkit, Edukatif, Dinamis, Agamis, dan Sejahtera),” pungkas Cakra.

(GMS)

#KabupatenBandung #BandungBedas #HarmoniBudayaBedas #Arjasari #TraumaHealing #InfoBandung #BencanaLongsor #BudayaSunda #JawaBarat #DadangSupriatna

Editor & Penerbit: Den.Mj

Baca Juga:  Mengunjungi Patung Buddha Tidur Hingga Berburu Kuliner di Hat Yai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *