Dr.Kun sang Pengamat Ekonomi Soroti Ketua DPR RI Sebut Genjot Stimulus Ekonomi Pasca-Pandemi

Sorotrakyat.com | Jakarta — Terkait ucapan Puan Maharani ketua DPR RI ihwal agar Pemerintah untuk memikirkan bahkan mengenjot program stimulus guna pemulihan ekonomi pasca-Covid 19 seyogyanya seperti yang sudah dianggarkan, Sabtu (16/4/2022) lalu.

Dr.Kun Nurachadijat yang dianugerahi gelar pengamat Ekonomi, selaku dosen bagi mahasiswa S2 di lnstitut Madani Nusantara dibawah Kemenag ini mengatakan perihal tersebut boleh saja, asal, perlu diamati lebih dalam terlebih dahulu dengan berbagai studi mendalam dan beberapa penelitian yang lebih akurat dan maksimal.

banner 325x300

“Hanya saja harus dilihat dulu, melemahnya perekonomian kita ini, disebabkan oleh faktor apa saja?,” ujar Dr.Kun yang namanya sudah viral diusulkan dan digadang-gadang oleh berbagai kalangan organisasi termasuk Sekber Jokowi Nusantara, dan para tokoh agar bisa terlibat masuk di kabinet Pemerintahan Indonesia Maju guna membenahi berbagai kebijakan dan program pemerintahan yang dinilai kurang maksimal.

Lanjutnya lagi menjelaskan melalui keterangan tertulis yang dikirim via whatsApp, bahwa ada beberapa faktor sehingga menyebabkan wacana tersebut juga digenjot oleh seorang ketua DPR RI, namun Dr.Kun juga mengungkapkan, “seyogyanya menanyakan kemana arah solusinya, apakah lemahnya produktivitas salah satu faktor utamanya?, atau lebih disebabkan adanya tata niaga yang sarat dengan penimbunan juga kah?,” ungkapnya meluruskan, Senin (18/04/2022).

Apalagi seperti yang dikatakan juga oleh Puan Maharani yang menerangkan, Jika dirasa perlu, pemerintah juga perlu memikirkan skema bantuan sosial untuk menjaga daya beli akibat kenaikan harga energi.

Dalam hal ini, Dr.Kun sedikitnya menepis dan menambahkan bahwa memang itu dirasa perlu, sebab masyarakat sekarang sudah banyak mengalami dampak krisis sebab pasca-covid-19 bahkan dengan bijaksananya ia juga dengan memaparkan suatu ilustrasi tentang ada apa sehingga masyarakat sulit juga atau ribet untuk kredit perumahan melalui perbankan, “bahkan dalam hal ini bisa dikatakan daya beli masyarakat semakin menurun. Tapi apakah ala sinterklas itu adalah solusi jitu?, imbuhnya.

Baca Juga:  Transformasi Puskesmas Di Kota Bogor Menuju Pusat Kesehatan Masyarakat Sehat

“Harus dipastikan variabel-variabel mana dulu penyebab sakitnya, setelah itu baru obatnya. Setelah Variable yang dianggap penyebab lesunya ekonomi teridentifikasi, tinggal tingkatkan indikator-indikator yang variable lemah itu, otomatis perekonomian terdongkrak kembali,” ungkapnya seraya memberikan himbauan agar para penyelenggara negara jangan hanya bicara normatif dalam memberi solusi permasalahan bangsa dan negara saat ini, namun harus berupa langkah langkah konkrit yang terukur.

“Tinggalkan saran-saran solusi yang berupa gelondongan atau bahasa politis asal bunyi pencitraan, tapi berikan usul penyelesaiannya dalam bentuk variable dengan indikator indikator terukurnya,” tandas pencabut Skepmen 0457 Norma Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK), pembidan exponen 88 ini. (KN/DR)

Editor & Penerbit : Den.Mj

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *