Sorotrakyat.com | Kota Bogor — Suasana RSUD Kota Bogor pekan ini menyiratkan semangat baru. Dalam apel pagi pada Senin (24/11/2025), dr. Sri Nowo Retno, MARS Plt. Direktur RSUD Kota Bogor, tidak hanya berbicara tentang hati dan empati, tetapi juga menyelipkan pesan yang lebih tajam dan strategis, efisiensi biaya yang rasional.
“Tolong lakukan dengan hati dan empati, cepat dan tepat,” ujarnya dengan nada tegas namun penuh perhatian. Kalimat “cepat dan tepat” itu bukan sekadar slogan. Ia adalah pintu masuk menuju sebuah konsep manajemen yang sering kali dianggap bertolak belakang dengan pelayanan manusiawi, padahal justru menjadi penopangnya, cost containment.
Di hadapan seluruh staff, dr. Retno tidak hanya menggugah nurani, tetapi juga menunjukkan visi kepemimpinan yang modern. Ia paham, rumah sakit yang sehat bukan hanya diukur dari senyum ramah para staff, tetapi juga dari kesehatan finansialnya. Cost containment, yang ia jelaskan sebagai upaya penghematan biaya yang rasional dan strategis, menjadi senjata rahasianya.

Plt. Direktur RSUD Kota Bogor akan melakukan penataan mekanisme pengendalian biaya guna memastikan efisiensi operasional rumah sakit melalui optimalisasi sumber daya, penguatan proses anggaran, dan penerapan manajemen biaya berbasis bukti. Cost containment RSUD adalah serangkaian upaya sistematis yang dilakukan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) untuk mengendalikan, menekan, dan mengoptimalkan biaya operasional tanpa mengurangi mutu pelayanan kesehatan.
Tujuannya adalah memastikan efisiensi penggunaan sumber daya sehingga rumah sakit tetap berkelanjutan secara finansial, patuh regulasi, dan mampu memberikan pelayanan yang terjangkau.
“Ini adalah praktik untuk mengendalikan biaya operasional secara ketat tanpa menggerus kualitas layanan sedikit pun,” tegasnya.

Pesannya jelas, yakni setiap rupiah yang dihemat dari pemborosan yang tidak perlu, adalah satu langkah lebih dekat untuk membeli obat lebih banyak, memperbaiki fasilitas, dan pada akhirnya, meningkatkan kualitas hidup pasien.
dr. Retno punya visi yang utuh. Di satu sisi, ia memperkenalkan konsep “kawasan wajib senyum” sebagai obat pertama bagi jiwa pasien. Di sisi lain, ia menjalankan pengawasan ketat tidak hanya pada senyum, tetapi juga pada alur anggaran.
“Saya akan awasi hari demi hari, jam per jam. Ini bukan ancaman, melainkan bentuk komitmen pimpinan untuk menjaga kualitas pelayanan,” tegas dr. Retno, yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor.
Selain itu, dr. Retno juga menegaskan perihal integritas. “tidak ada ruang untuk orang yang tidak berintegritas” ujar beliau. Hal ini disampaikan dalam rangka penegasan bahwa integritas menjadi bare minimum untuk seluruh pegawai. Zona integritas akan terus menjadi sorotan dan dievaluasi secara berkala.

Namun dr. Retno juga realistis. Ia tahu beban tenaga kesehatan tidak ringan, dan tekanan untuk berhemat bisa menjadi beban tambahan. Namun, ia meyakinkan bahwa cost containment yang cermat justru akan melindungi mereka dan pasien dalam jangka panjang.
“Mari kita bergotong-royong keluar dari segala tantangan ini,” ajaknya, menyatukan semangat pelayanan dengan disiplin finansial.
Transformasi di RSUD Kota Bogor pun mulai terasa dalam dua bentuk. Di lorong-lorong rumah sakit, senyum dan sapa yang lebih hangat menjadi obat moral. Di balik layar, evaluasi yang cermat terhadap pengeluaran operasional menjadi “vitamin” bagi keberlangsungan rumah sakit.
Perubahan yang dijalankan secara konsisten dengan hati yang tulus dan manajemen biaya yang taja, akan menjadi fondasi kokoh untuk transformasi besar pelayanan kesehatan di RSUD Kota Bogor. Dua sisi yang sering dipertentangkan, justru disatukan dalam satu visi kepemimpinan yang visioner. (Adv)
#RSUDKotaBogor #CostContainment #TransformasiPelayananKesehatan #DrRetno #ManajemenRS #IntegritasPegawai #KawasanWajibSenyum #BogorSehat
Editor & Penerbit: Den.Mj













