Kang DS Launching Program PUAS, Hibah Rp 25 Miliar Untuk Sektor Pertanian

Sorotrakyat.com | Bandung – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung melalui Dinas Pertanian melaksanakan rapat koordinasi dalam rangka pengendalian inflasi daerah sektor pertanian (penanganan inflasi) di Hotel Grand Sunshine Soreang, Selasa (11/10/2022).

Bersamaan dengan itu turut dilaksanakan pula launching PUAS (Petani menjual Langsung ke Konsumen) dengan melibatkan pasar tani, melalui PUAS ini dalam proses pemasaran hasil pertanian itu dapat memutus mata rantai pemasaran, dan tidak lagi melewati pengepul atau bandar.

Launching PUAS dihadiri Bupati Bandung HM Dadang Supriatna didampingi Ketua TP PKK Kabupaten Bandung Hj. Emma Dety Dadang Supriatna, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Sekda) Kabupaten Bandung H. Marlan, Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Kabupaten Bandung H. A Tisna Umaran dan sejumlah pihak terkait lainnya.

Bupati Bandung Dadang Supriatna menyatakan, bahwa dalam pelaksanaan launching PUAS ini merupakan sebuah terobosan dalam penanganan inflasi di Kabupaten Bandung.
“Dalam pelaksanannya kolaborasi antara pengurus pasar tani dengan para petani, dimana pasar tani ini menampung hasil produksi pertanian yang berasal dari para petani. Itu sifatnya hanya koordinasi dan langsung dijual kepada konsumen,” kata Dadang Supriatna usai launching PUAS di Hotel Grand Sunshine Soreang, Selasa pagi tadi.

Dikatakan Kang DS sapaan akrab Bupati Bandung, langkah yang dilakukan Dinas Pertanian itu sebagai bentuk inovasi dan terobosan yang sangat luar biasa. “Maka dengan adanya launching PUAS ini, petani langsung menjual ke konsumen,” ujarnya.

“Karena itu saya mengintruksikan kepada semua ASN (Aparatur Sipil Negara), baik itu kepada para kepala desa maupun di kantornya masing-masing atau di depan kantornya masing-masing, baik itu depan kantor camat, kantor puskesmas, termasuk di depan rumah sakit dan di kantor para kepala dinas itu, diwajibkan menjual hasil produk para petani Kabupaten Bandung melalui program Pasti (Pasar Tani),” imbuhnya.

Bupati Bandung kembali mengungkapkan dengan program pasar tani ini merupakan terobosan yang sangat luar biasa. Ia juga berharap kepada Bank BJB maupun BPR Kertaraharja untuk bisa memfasilitasi para pengusaha lokal yang ada di Kabupaten Bandung melalui program PUAS ini.

Bupati Bandung pun turut mengungkapkan, bahwa dengan adanya kenaikan bahan bakar minyak (BBM) secara umum berdampak pada sektor pertanian. “Kabupaten Bandung karena memiliki lahan pertanian yang sangat luar biasa, memang ada dampak. Untuk tahun depan kita dorong untuk para petani dengan memberikan hibah sebesar Rp 25 miliar,” tutur Dadang Supriatna.

Dengan adanya pemberian hibah puluhan miliar rupiah itu, diharapkan bisa membantu supaya para petani eksis dan bisa melaksanakan kegiatan pertanian di Kabupaten Bandung.

Sementara itu, Kadis Pertanian Kabupaten Bandung H. A Tisna Umaran mengatakan, bahwa pelaksanaan pasar tani ini, setelah sebelumnya sudah dilaksanakan atau berpengalaman pada masa pandemi Covid-19 atau disaat masa isolasi.
“Nah di masa isolasi itu, konsumen perlu dilayani. Kita sudah membuat paket-paket untuk dibeli, dan sekarang dengan adanya ancaman krisis, kemudian inflasi, sehingga kita kemas lagi lebih serius,” tutur Tisna Umaran.

Menurutnya, melalui pelaksanaan launching PUAS itu, dibarengi dengan pengukuhan pengurus pasar tani dan mencari para petani muda yang produktif. “Kemudian kita mencari mitra yang strategis, untuk tahap awal mitra kita sasarannya adalah Ormas Islam, dengan alasan karena Ormas Islam punya kegiatan pengajian, dengan jumlah jamaah itu bisa 700 orang, 1000 orang bahkan 2000 orang, bahkan Aljawani sampai 3.000 orang dan kebanyakan ibu-ibu yang berkaitan dengan kebutuhan produk pertanian, sayuran,” kata Tisna Umaran.

Dinas Pertanian juga sebelumnya sudah melakukan penjajakan atau kerjasama dengan sejumlah ormas Islam, di antaranya melaksanakan percobaan dengan muslimat NU (Nahdlatul Ulama), Persis, LDII, dan responnya sangat luar biasa.
“Kami mengambil inovasi terkait bagaimana petani bisa langsung menjual ke konsumen itu, dengan operatornya pasar tani. Karena kalau petani langsung susah, harus ada yang memanage-nya,” kata Tisna Umaran.

Ia berharap pasar tani dengan ketentuan membeli sayuran dari para petani itu harus lebih tinggi dari harga beli bandar. “Nah menjual produk pertanian itu harus lebih murah dari supermarket atau pasar. Tawarannya itu ada dua macam, apa yang sudah dikemas atau curah. Kalau yang sudah dikemas, harganya berapa dan yang curah berapa,” ujar Tisna Umaran.
Ia melihat kalau di pengajian itu, ibu-ibu kebanyakan inginnya sayuran atau produk pertanian itu yang sudah dikemas, sudah bersih dan sudah dipilih.
“Kita tawarkan. Jadi prinsipnya, bagaimana produksi pertanian yang dihasilkan para petani bisa dibeli lebih tinggi dari bandar. Kemudian konsumen mendapatkan harga lebih murah dari pasar dan para petani pun bisa memetik hasil jerih payahnya dengan harga yang menguntungkan dibanding menjual ke bandar,” katanya.

Tisna Umaran melihat dengan adanya pasar tani ini mendapat respon yang sangat besar. “Kita nanti akan mapping, dan menyesuaikan jadwal pengajian yang dilaksanakan muslimat NU pada setiap bulannya, mulai tanggal dan hari apa jadwalnya nanti,” tuturnya.

Tisna Umaran berharap kedepannya, tidak hanya bermitra dengan ormas Islam, juga nantinya bekerjasama dengan hotel, rumah sakit maupun para OPD yang ada di Kabupaten Bandung.
“Termasuk dengan pengelola masjid, khususnya pada saat pelaksanaan Jumat berkah atau Jum’at berbagi,” katanya.

“Melihat animo dan respon, ini diharapkan menjadi model pasar baru di Kabupaten Bandung. Jadi para petani tidak memasarkan ke bandar saja, tetapi ada alternatif yaitu pasar tani,” ungkapnya. (Red)

Editor & Penerbit : Den.Mj

Exit mobile version