Dr. Kun Nurachadijat Tegaskan Tentang Prinsip Etika Mojang Jajaka Untuk Para Finalis

Sorotrakyat.com | Kota Bogor – Bertempat di Swissbell Hotel, Jl Salak, Minggu 20 Agustus 23, Panitia Pasanggiri Mojang Jajaka menyelenggarakan karantina pembekalan bagi para peserta pasanggiri Mojang Jajaka 2023.

Hadir sebagai Narasumber, salah satunya adalah Dr. Kun Nurachadijat, Jajaka Pinilih 1995 Kota Bogor. Memberikan materi inti Etika Mojang Jajaka (Moka).

“Pembekalan berupa berbagai materi bagi para peserta pasanggiri, diantaranya Digital Marketing, pemakaian Dodot oleh kang Bambi, Dancing & jalan di Cat Walk dan kini Etika Mojang Jajaka oleh Kang Kun, adalah niat kami agar nanti setelah terpilih, mereka betul betul menjadi Moka yang handal. Berbudaya sekaligus memiliki kemampuan mandiri secara ekonomi” ujar Fitri Fauzia, Ketua Paguyuban Moka.

Menurut Bambi, salah satu narsum yang juga penasehat Moka Kota Bogor, acara pembekalan dalam karantina ini diadakan agar para Moka terutama pinilih nanti, dapat berkompetisi di ajang pasanggiri tingkat propinsi. Diharapkan Moka Pinilih Kota Bogor 2023 ini dapat menjadi pinilih atau sekurang kurangnya dapat meraih posisi terhormat di Moka Parahyangan.

“Dengannya, dapat menjadi duta pariwisata kota Bogor sehingga APBD kota Bogor dari sektor pariwisata tertingkatkan pula,” ujar Jajaka Pinilih Remaja Kota Bogor 1995 ini.

Menurut Sie acara, Yuqa Shulhan salah satu senior Moka mengatakan, “Moka ini Duta budaya dan pariwisata yang mewakili Kota Bogor dalam merepresentasikan pariwisata dan juga budaya yang ada di Bogor. Dan ini diamini juga oleh TB Agnia, ketua panitia,” katanya.

Dr Kun Nurachadijat saat jadi Nara sumber untuk para finalis Mojang Jajaka kota bogor.

Sedangkan Dr. Kun dalam kesempatannya menyampaikan Etika Moka, ia menegaskan bahwa para finalis ini harus banyak bersyukur karena selempang sebagai finalis Moka diiringi tangis dan kekecewaan mereka yang tidak berhasil menyandangnya. Juga Moka 2023 harus bisa menginternalisasi nilai nilai budaya Kesundaan yang adiluhung. Silih Asah, Asih dan Asuh.

“Sebagai dayeuh Pakuan yang bahkan menurut Prof Arroyo Santos adalah negeri Atlantis yang hilang. Oleh karenanya Dinu Kiwari ngancik Nubihari, seja ayeuna Sampeureun Jaga, mutlak hari dijadikan mindset oleh para Mokanya,” ucapnya.

Disampaikan juga tentang Prinsip Etika Mojang Jajaka oleh Dr. Kun Nurachadijat yakni, sikap syukur, jujur, gentle, someah, tidak egois dan berbudaya berkepribadian tidak hanya ketika masa perlombaan, tapi hingga akhir hayat kelak.

“Apa yang para finalis peroleh hari ini, adalah tanaman masalah lalu, dan apa yang dilakukan hari ini akan menentukan masa datang. Oleh karena itu sikap syukur, gentle, jujur, someah, altruistis atau tidak egois dan berbudaya yang berkepribadian itu tidak hanya ketika pasanggiri saja, namun jadikan karakter diri selepas grand final nanti di awal September maupun hingga akhir hayat kelak,” tegas mantan wakil ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kota Bogor ini diakhir pemberian materinya.

Acara tersebut dihadiri pula oleh Fazmi Nawawi, mantan ketua Paguyuban Moka Kota Bogor dan Kathrin Pasaribu salah satu pesponsor. Acara berlangsung lancar hingga petang, dan akan dilanjutkan di Sabtu dan Minggu berikutnya. (DK/DR)

Editor & Penerbit : Den.Mj

Exit mobile version