Zenzen Djuansyah: Sang Maestro Tari yang Mengubah Nasib Sanggar Seni Getar Pakuan

Zenzen Djuansyah Ketua Sanggar Seni Getar Pakuan, KotaBogor.

Sorotrakyat.com | Kota Bogor – Zenzen Djuansyah merupakan Ketua Sanggar Seni Getar Pakuan, KotaBogor. SSGP adalah sebuah sanggar seni tari yang berdiri sejak tahun 1992. “Pada era 1992-1993, anggota SSGP yang orangtuanya adalah anggota Korpri Kota Bogor sering kali merasa malu untuk mengenakan seragam SSGP karena diledek oleh teman-teman mereka.

Pada waktu itu, belajar seni tradisional dianggap sebagai aktivitas anak-anak dari latar belakang ekonomi menengah ke bawah dan pendidikan rendah. Citra negatif terhadap sanggar tari tradisional merajalela,” cerita Zenzen.

banner 325x300

Namun, ejekan tersebut justru menjadi pemicu bagi Zenzen untuk mengubah nasib SSGP. Dengan langkah yang terukur, ia mulai memperkenalkan kekayaan seni budaya Sunda dan melakukan promosi terbuka melalui pertunjukan tari.

Zenzen juga melakukan transformasi manajemen dari yang tadinya tradisional menjadi profesional. Sanggar yang awalnya hanya fokus pada pertunjukan tari, kini telah berkembang menjadi pusat pendidikan seni tari, karawitan, dan musik.
Pada tahun 1994, SSGP, yang pada awalnya didirikan sebagai wadah untuk anak-anak anggota Korpri Kota Bogor oleh inisiatif Wali Kota Bogor saat itu, akhirnya dibuka untuk masyarakat umum karena menurunnya jumlah anggota.

Saat menjabat sebagai sekretaris SSGP pada tahun 1996, Zenzen diberi kepercayaan oleh Sobur Anwar untuk mendirikan divisi pendidikan dan menjadi pengelolanya. Sementara itu, Sobur Anwar tetap fokus pada kegiatan pertunjukan. Sobur Anwar yaitu ketua pertama di SSGP pada tahun 1992-2003, Kemudian Zenzen diberi kepercayaan untuk menjadi ketua SSGP pada tahun 2003 menjadi ketua yang menggantikan Sobur Anwar.

Berkat kerja keras Zenzen dan dukungan dari pengurus lainnya dengan semangat “Samiuk Ngaronjatkeun Budaya Bangsa” (Bersama Meningkatkan Budaya Bangsa), jumlah anggota SSGP terus bertambah. Zenzen juga menginformasikan bahwa sampai saat ini siswa sanggar seni Getar Pakuan sudah mencapai ribuan hingga yang aktif mencapai ratusan orang “Dari 36 sangar yang ada di Kota Bogor saat ini, 15 diantaranya milik alumni Getar Pakuan,” Kata Zenzen

Baca Juga:  Pemkot Bogor Kejar Target Peningkatan IDSD, IGA dan IPKD

Zenzen berharap, SSGP menjadi sentra pendidikan dan pengembangan kesenian, dan menjadi contoh perkembangan seni di Jabar. SSGP bisa menumbuhkan kegiatan ekonomi kreatif berbasis budaya. Jejaknya sudah mulai terwujud.

SSGP yang telah mencetak ribuan penari handal dan menumbuhkan 15 lulusan SSGP yang berhasil mendirikan sanggar tari.Selain itu, ada puluhan pembuat kostum dan perias penari telah bermunculan dari lulusan SSGP itu sendiri.

SSGP tidak hanya terkenal dibogor sampai saat ini SSGP terkenal di Jawa Barat hingga Nasional, Zenzen Djuansyah dan Sanggar Seni Getar Pakuan (SSGP) telah meraih sejumlah prestasi dalam dunia seni, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Salah satunya adalah mencatatkan diri dalam Rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai sanggar seni yang menghadirkan Pergelaran Rambak Kendang dan Parade Delman terbanyak pada tahun 2007.

Selain itu, pada tahun 2011, SSGP berhasil meraih gelar juara pertama untuk Penampilan Terbaik dalam Festival Seni Kemas Pertunjukkan se-kota Bogor. Tidak hanya itu, pada tahun 2015, mereka juga memperoleh penghargaan sebagai juara pertama untuk kategori musik terbaik dalam festival yang sama.

Aktivitas kolaboratif SSGP juga terlihat dalam keterlibatan mereka dengan berbagai lembaga pendidikan seni, seperti ISBI, SMKI, UPI, dan sebagainya.

SSGP sempat mengalami penutupan sanggar karena di masa pandemi covid-19 yaitu ditahun 2020 hingga 2022, dan harus menghentikan selama dua tahun karena adanya larangan beraktivitas disanggar selama pandemi oleh pemerintah setempat.

Zenzen memulai kembali saat pandemi sudah berakhir dan hingga saat ini Sanggar Getar Pakuan masih hidup dan masih melestarikan budaya indonesia dengan seutuhnya, “Getar Pakuan tidak akan boleh mati sampai kapanpun, kita harus melestarikanya dan harus dilestarikan oleh anak-anak zaman sekarang,” kata Zenzen.

Baca Juga:  Antisipasi Identifikasi Potensi Ancaman Forkopimda Gelar Rakor Jelang Nataru

ZENZEN DJUANSYAH

Lahir : Tasikmalaya, 8 September 1973

Pekerjaan: Ketua SSGP Kota Bogor

Pendidikan : Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan, Tasikmalaya (tidak tamat)

Mochammad Rafi Ibrahim
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media
Sekolah Vokasi IPB University

Editor & Penerbit: Den.Mj

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *